Kenali Gejala Mata Kering, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Dr. Nina Asrini Noor, SpM, Ketua Dry Eye Service di JEC Eye Hospitals & Clinics, saat paparan tentang mata kering, Sabtu (22/5/2025). Foto: Ochi April
BisnisLife.com – Mata kering merupakan kondisi yang sering diabaikan, padahal dapat memengaruhi kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
Menurut Dr. Nina Asrini Noor, SpM, Ketua Dry Eye Service di JEC Eye Hospitals & Clinics, mata kering tidak selalu berarti tidak adanya air mata.
Mata kering terjadi ketika ada gangguan pada salah satu dari tiga lapisan air mata: lapisan air (80 persen dari air mata), lapisan lemak (mencegah penguapan), dan lapisan lendir (memastikan air mata menempel pada permukaan mata).
“Jika salah satu lapisan ini terganggu, fungsi air mata akan terganggu, dan itu bisa menyebabkan mata kering,” ujarnya dalam konferenai pers, Peluncuran Jec Dry Eye Spa, di RS RS Mata JEC @ Kedoya, Sabtu, 22 Desember 2025.
Dr. Nina menyebutkan beberapa faktor yang dapat menyebabkan mata kering:
– Usia: Risiko meningkat pada usia di atas 50 tahun.
– Perubahan Hormonal: Wanita, terutama yang mengalami menopause, lebih rentan.
– Lingkungan: Paparan AC terus-menerus, debu, dan asap rokok dapat memicu mata kering.
– Penggunaan Gadget: Menatap layar komputer, TV, atau handphone dalam waktu lama.
– Penyakit Lain: Diabetes dan penyakit autoimun juga berkaitan dengan mata kering.
-Penggunaan Lensa Kontak dan Riasan: Jika tidak digunakan dengan benar, dapat mengganggu distribusi air mata.
“Perempuan dua kali lebih rentan mengalami mata kering dibandingkan laki-laki, terutama setelah menopause,” tambah Dr. Nina, merujuk pada studi yang dilakukan di JEC pada 2017.
Gejala Mata Kering
Lebih lanjut Dr . Nina menjelaskan, hgejala mata kering tidak hanya terasa kering, tetapi juga meliputi, mata merah yang hilang saat istirahat, sensasi berpasir atau seperti ada ganjalan di mata.
Kemudian, mata berair berlebihan (karena iritasi akibat kekeringan), Penglihatan kabur yang hilang timbul, mata mudah lelah dan sensitif terhadap cahaya.
“Banyak pasien yang mengeluh mata mereka merah saat bekerja di depan komputer, tetapi membaik setelah istirahat. Itu adalah salah satu tanda mata kering,” jelas Dr. Nina.
Dampak Mata Kering
Mata kering tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga dapat menurunkan kualitas hidup dan produktivitas.
“Bayangkan, jika sebelumnya Anda bisa bekerja 10 jam di depan komputer tanpa masalah, sekarang baru 2 jam mata sudah lelah. Itu bisa mengganggu pekerjaan,” ujarnya.
Dr. Nina menekankan bahwa penanganan mata kering harus disesuaikan dengan penyebabnya. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
Perubahan Gaya Hidup:
– Istirahatkan mata setiap 15 menit saat bekerja di depan komputer.
– Kurangi paparan AC langsung ke mata.
– Jaga kebersihan kelopak mata, terutama bagi pengguna riasan.
Terapi Mandiri:
– Kompres hangat secara rutin untuk melancarkan produksi minyak pada air mata.
– Konsumsi air yang cukup untuk menjaga hidrasi tubuh.
Pengobatan Medis:
– Tetes mata khusus yang disesuaikan dengan kondisi pasien.
-Terapi Intense Pulsed Light (IPL) untuk mengatasi gangguan kelenjar minyak.
– Braaesma, terapi terbaru di JEC, yang menggunakan teknologi atomizer untuk memberikan kelembapan langsung ke permukaan mata.
“Braaesma sangat efektif untuk mengurangi gejala seperti rasa ganjal, berpasir, dan perih. Terapi ini hanya membutuhkan waktu 10 menit dan bisa dilakukan secara berkala,” jelas Dr. Nina.
Selain itu Dr. Nina juga menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan.
“Semakin cepat kita menangani mata kering, semakin baik hasilnya. Jangan menunggu sampai kondisinya parah,” pesannya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih aware terhadap gejala mata kering dan segera berkonsultasi dengan dokter mata jika mengalami gejala yang mengganggu.