BisnisLife.com – Di tengah persaingan ekonomi global yang semakin ketat, implementasi teknologi industri 4.0 tak dapat dihindari.
Pemerintah terus mendorong para pelaku industri, tak terkecuali pelaku industri kecil dan menengah (IKM).
Hal ini agar mampu menerapkan teknologi digital dan otomatisasi dalam proses bisnis melalui berbagai program dan kegiatan.
Sejalan dengan sasaran tersebut, Kementerian Perindustrian gencar membangun kesadaran industri 4.0.
Dan melaksanakan program e-Smart IKM untuk semakin memperkuat kemampuan IKM bersaing dalam menghadapi persaingan global.
Implementasi teknologi digital dan otomatisasi ini selaras dengan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah diluncurkan pada tahun 2018.
Terdapat 10 prioritas nasional yang menjadi fokus utama dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, salah satunya adalah pemberdayaan IKM dalam perkembangan teknologi digital.
“Dengan adanya peta jalan tersebut, kami berupaya untuk mendorong penerapan teknologi dalam proses bisnis yang dilakukan oleh IKM.”
“Mulai dari manajemen, lini produksi hingga penguatan akses pemasaran.”
Dalam rangka menerapkan Making Indonesia 4.0 di sektor IKM, Ditjen IKMA rutin melaksanakan program literasi digital kepada pelaku IKM.
Khususnya terkait pemasaran daring melalui pelaksanaan program e-Smart IKM.
Ditjen IKMA juga bekerja sama dengan marketplace untuk memberikan kesempatan kepada IKM agar dapat memajang produknya di pasar daring.
Tak hanya itu, Ditjen IKMA juga menekankan pentingnya peranan teknologi dalam proses bisnis IKM dan terus mengukur kesiapan IKM dalam menjalankan implementasi teknologi industri 4.0 ini.
“Melalui awareness Industry 4.0, kami berharap banyak potensi yang dapat dikembangkan,” ucap Reni.
“Penerapan teknologi secara signifikan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi sumber daya dan kualitas produk,” ujarnya.
Demi mengukur kesiapan IKM dalam menjalankan teknologi industri 4.0 ini, Kemenperin juga menerapkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). INDI 4.0 pada IKM.
INDI 4.0 sendiri merupakan acuan tingkat kesiapan perusahaan atau industri dalam mengadopsi teknologi dan sistem yang mendukung otomatisasi dan digitalisasi.
Hasil dari pengukuran dengan indeks ini kemudian dijadikan acuan dalam mengidentifikasi tantangan, menentukan strategi.
Dan sebagai dasar dalam menentukan kebijakan pemerintah untuk mendorong industri bertransformasi menuju Industri 4.0.
“INDI 4.0 diharapkan menjadi standar baku yang berlaku nasional yang dijadikan ukuran untuk menilai kesiapan industri dalam negeri,” tutur Reni.
Reni mengungkapkan, Kemenperin memerlukan adopsi penyesuaian untuk melaksanakan pengukuran INDI 4.0 di sektor IKM berdasarkan evaluasi pengukuran sebelumnya.
“Khususnya untuk mempermudah IKM melakukan evaluasi kesiapannya.”
“Oleh sebab itu diperlukan penjelasan dan perincian sehingga mudah dipahami oleh pelaku IKM,” ujarnya.
Penyesuaian yang dilakukna meliputi pemberian tambahan penjelasan untuk memudahkan asesmen.
Dan menggali lebih lanjut kondisi dan tantangan yang dihadapi IKM, tanpa mengubah pilar dan bidang INDI 4.0.
Asesmen dilakukan sesuai dengan Permenperin No. 20 Tahun 2021 tentang Pengukuran Tingkat Kesiapan Industri dalam Bertransformasi Menuju Industri 4.0 (INDI 4.0).
Pada bagian akhir Asesmen INDI 4.0, terdapat rekomendasi bagi IKM sesuai dengan penilaian setiap pilar dan nilai akhir IKM.
Dari dua pengukuran INDI 4.0 untuk para pelaku IKM di kedua daerah tersebut, terlihat bahwa rata-rata IKM memiliki skor 1,31 atau pada level 1.
Level ini menunjukkan IKM masih berada dalam tahap kesiapan awal menuju Industri 4.0.
Demi mendongkrak level kesiapan IKM, Ditjen IKMA mendorong IKM untuk memulai transformasi dengan meningkatkan keterampilan SDM IKM.
Hal ini dalam mengenal strategi transformasi dan jenis implementasi digitalisasi yang paling tepat untuk diterapkan.
“Misalnya transformasi dengan digital marketing, digitalisasi proses desain, dan memperkuat implementasi 5R,” kata Reni.
Ditjen IKMA Kemenperin menyelenggarakan Workshop Awareness dan Assessment INDI 4.0 untuk IKM pada tanggal 15-16 November 2024 lalu di Jakarta.
Hal ini untuk mempermudah asesmen dan menggali lebih lanjut kondisi dan tantangan IKM dalam mengimplementasikan teknologi 4.0.
Pendampingan ini merupakan bagian dari rangkaian acara Gebyar IKMA 2024 yang dilaksanakan pada 12-17 November 2024 di Jakarta.
Sekretaris Ditjen IKMA Kemenperin, Riefky Yuswandi mengemukakan, workshop digelar untuk mendapatkan nilai INDI 4.0 pada IKM unggulan yang mengikuti acara Gebyar IKMA.
“Workshop INDI 4.0 ini melibatkan 118 IKM, yang juga berpartisipasi dalam pameran Gebyar IKMA 2024,” tuturnya.
Dalam workshop ini, peserta akan menerima materi mengenai Awareness Transformasi IKM dan Adopsi INDI 4.0, serta cara Pengisian Self Asessment INDI 4.0 untuk IKM.
“Keluaran dari kegiatan ini yaitu hasil nilai self-assessment INDI 4.0 untuk IKM Peserta Gebyar IKMA 2024,” ungkap Riefky.
Riefky juga berharap, workshop ini dapat meningkatkan level kesiapan IKM dalam bertransformasi menuju industri 4.0.
Dan meningkatkan kemampuan produksinya melalui penerapan teknologi industri dan otomatisasi.
Untuk artikel lainnya, lihat terus BisnisLife.com dan Instagram BisnisLife.
BisnisLife.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri 'PM' Malaysia, Anwar…
BisnisLife.com - Blibli Tiket Rewards merupakan program loyalitas/keanggotaan dalam ekosistem Blibli Tiket yang bisa ditukarkan…
BisnisLife.com - Etihad Airways membuka Lounge Pra-Pemrosesan Izin AS Etihad yang baru di Bandara Internasional…
BisnisLife.com - Mandiri Livin'Poin yang Anda miliki bisa ditukar menjadi mileage dari Singapore Airlines yakni…
BisnisLife.com - BCA akan melakukan relokasi untuk Kantor Perwakilan BCA Hong Kong (Representative Office). Perpindahan…
BisnisLife.com - Garuda Indonesia bekerjasama dengan Bank Mandiri menghadirkan Garuda Indonesia Sales Office Travel Fair…
This website uses cookies.