Wamen Transmigrasi: Petani Indonesia Harus Jadi Raja di Tanah Sendiri
Jakarta, Bisnislife.com – Wakil Menteri Transmigrasi, Dr. H. Viva Yoga Mauladi, M.Si, menegaskan pentingnya pemberdayaan petani untuk mewujudkan swasembada pangan. Hal ini ia sampaikan dalam acara Seminar Nasional bertajuk “Ekosistem Keuangan Inklusif dalam Rangka Mendukung Swasembada Pangan Berbasis Badan Usaha Milik Petani (BUMP)” di Albergo Tower, The Bellezza Hotel, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2024).
“Saya mendukung petani Indonesia menjadi raja di tanah sendiri, menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Ini bukan pekerjaan sia-sia, melainkan sesuatu yang membanggakan dan menyejahterakan,” ujar Viva Yoga.
Dalam sambutannya, Viva Yoga mengkritisi sejumlah persoalan di sektor pertanian, termasuk kebijakan subsidi pupuk. Menurutnya, distribusi subsidi pupuk yang diberikan hanya kepada petani dengan lahan maksimal dua hektare cenderung menjadi bentuk bantuan sosial daripada dorongan produktivitas.
“Proses distribusi pupuk subsidi itu seperti ular tangga, terlalu rumit. Subsidi seharusnya menjadi alat produktivitas, bukan sekadar bansos. Kebijakan ini perlu disederhanakan agar tidak menjadi masalah di lapangan,” ungkapnya.
Ia juga menyoroti kurangnya akses permodalan yang efektif bagi petani. Meskipun bank Himbara menyediakan kredit sebesar 30 persen untuk petani, Viva Yoga menganggap kebijakan ini belum optimal karena masih lebih menguntungkan pelaku usaha besar.
“Kita butuh pembenahan besar-besaran, termasuk mengalokasikan Rp10 triliun untuk memberdayakan petani dan membangun kedaulatan pangan,” tambahnya.
Sinergi Nasional untuk Kedaulatan Pangan
Viva Yoga mengingatkan bahwa program Presiden Prabowo yang berfokus pada kedaulatan pangan, energi, dan air memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk BUMP yang bisa berfungsi sebagai koperasi atau kelompok tani berbadan hukum.
Baca Juga: BUMP dan Pemerintah Genjot Swasembada Pangan Lewat Ekosistem Keuangan Inklusif
“Petani jangan dijadikan komoditas politik, mereka harus diberdayakan. Dengan 619 daerah transmigrasi yang berpotensi menjadi lumbung pangan nasional, saya optimistis Indonesia mampu mewujudkan swasembada pangan,” ujarnya.
Ia juga mengajak semua pihak untuk membangun semangat kebangsaan melalui sinergi lintas sektor. “Kesadaran ideologis harus ditumbuhkan. Nasionalisme Presiden ini sangat mendalam, mari kita dukung untuk kesejahteraan semua,” pungkas Viva Yoga.
Crew 8 Dikukuhkan untuk Ketahanan Pangan Nasional
Dalam kesempatan yang sama, Viva Yoga juga mengukuhkan Satgas Ketahanan Pangan Nasional Crew 8 Indonesia. Pengukuhan ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
“Pada hari ini, 18 Desember 2024, saya menyatakan dan mengukuhkan saudara-saudara sebagai Pengurus Satgas Ketahanan Pangan Nasional Crew 8 Indonesia. Saya yakin dan percaya bahwa saudara-saudara mampu mengemban amanah ini dengan baik,” kata Viva Yoga saat prosesi pengukuhan.
Crew 8 dipimpin oleh Kolonel (Purn.) Catur Puji Santoso, S.E., M.M. sebagai Ketua Umum, dengan Wakil Ketua Dr. Ir. Sugeng Waluyo Edy, M.M., Sekretaris Indra Mesoria, dan Bendahara Dibyo Surjono. Adapun Dewan Pembina dan Penasehat terdiri dari sejumlah tokoh militer, termasuk Letjen TNI (Purn.) Bibit Waluyo dan Mayjen TNI (Purn.) Asril Hamzah Tanjung.
Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara BUMP-Crew 8, Kementerian Koordinator Perekonomian, Bappenas, dan Kementerian Pertanian, serta didukung oleh berbagai pihak seperti PT Biotek Agri Lestari, PT Askrindo, Bank BNI, Bank BJB, Mitranet Telkom, Bulog, Pegadaian Syariah, BSI, Wuling, ICBC, dan lainnya. (*)