SIG Produksi Semen Hijau untuk Perkuat Dekarbonisasi

Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari (kanan) saat menerima cendera mata dari Wakil Ketua BKKPII, Sripeni Inten Cahyani di acara Rapat Tahunan BKKPII 2024 di Universitas Diponegoro, Semarang.

Direktur Operasi SIG, Reni Wulandari (kanan) saat menerima cendera mata dari Wakil Ketua BKKPII, Sripeni Inten Cahyani di acara Rapat Tahunan BKKPII 2024 di Universitas Diponegoro, Semarang. Sumber: SIG.

BisnisLife.com – Semen Indonesia ‘SIG’ berkomitmen untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) yang dicanangkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2060.

Dengan berfokus pada inovasi teknologi produksi yang ramah lingkungan, SIG dapat menghadirkan produk semen hijau dan turunannya.

Dengan demikian, diharapkan pembangunan infrastruktur dan perumahan di Indonesia dapat semakin ramah lingkungan dan membantu mengurangi dampak pemanasan global.

Direktur Operasi SIG Reni Wulandari mengatakan bahwa SIG terus berupaya meningkatkan kapabilitas sebagai perusahaan penyedia solusi bahan bangunan terdepan di Indonesia.

Tak hanya itu, SIG juga terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan yang sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pembangunan rendah karbon.

Hal tersebut diungkapkan Reni pada sesi talk show “Green Industry Conference”:

  • Dalam rangkaian Rapat Tahunan Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKKPII) 2024 di Universitas Diponegoro, Semarang, pada Kamis (26/9).

“Komitmen kami adalah menjadi bagian dari solusi. Karena itu, kami menetapkan strategi, inisiatif, dan target-target dalam Sustainability Road Map SIG 2030.”

“Yang menjadi panduan perusahaan dalam transformasi menuju industri hijau dan berkontribusi mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan,” ujar Reni.

Reni menambahkan, melalui penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan secara disiplin, SIG mampu menghadirkan produk inovatif.

Dan rendah karbon yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan di tengah situasi global saat ini.

SIG mengimplementasikan prinsip ekonomi sirkular untuk menciptakan proses produksi berkelanjutan.

Salah satunya diwujudkan dalam penggunaan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF).

Selain itu, limbah industri dan biomassa, yang menggantikan hingga 20% penggunaan bahan bakar fosil (batu bara) dalam proses produksi semen.

Melalui inisiatif ini, SIG tidak hanya memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak memiliki nilai.

Tetapi juga mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam dalam produksi semen.

Lebih lanjut Reni mengungkapkan, SIG mengambil langkah aktif dalam upaya transisi energi dengan mengimplementasikan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah operasionalnya.

Pengaplikasian solar panel dan optimasi gas panas buang melalui Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) menjadi bagian dari strategi SIG untuk mempercepat penurunan emisi karbon.

“Di tahun 2023, SIG mencatat peningkatan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif sebesar 1,65 juta ton di seluruh pabrik.”

“Selain itu, SIG berhasil mengurangi emisi GRK dari cakupan 1 sebanyak 4,9 juta ton dibandingkan baseline tahun 2010, serta menurunkan emisi cakupan 2 sebesar 0,15 juta ton.”

“Inisiatif ini mencerminkan dedikasi SIG dalam mendukung agenda perubahan iklim dan membantu membangun dengan lebih baik,” ungkap Reni.

Proses produksi semen di pabrik-pabrik SIG juga telah menerapkan sistem plant digitalization untuk optimalisasi dan meningkatkan efisiensi biaya produksi di antaranya:

  • Melalui penggunaan plant optimizer yang telah diimplementasikan di beberapa pabrik dan akan terus diimplementasikan di pabrik-pabrik lain secara komprehensif.

Teknologi terapan yang dilakukan SIG juga telah menghasilkan produk semen hijau, yang merupakan semen yang diproduksi menggunakan material.

Dan proses ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih rendah tetapi memiliki kualitas yang setara di kelas peruntukannya.

Semen hijau hasil karya SIG sejauh ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38% per ton semen lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional (OPC).

Sejalan dengan komitmen pengembangan semen hijau, SIG juga memperkenalkan precise-interlock brick yang telah diaplikasikan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Produk ini merupakan inovasi produk turunan semen terbaru yang dinyatakan ramah gempa untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D) oleh:

  • Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman (PUSKIM) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dengan kehadiran precise-interlock brick, SIG juga berkontribusi dalam menyediakan hunian berkelanjutan yang layak dan aman bagi masyarakat.

Dan tentunya mendorong praktik konstruksi yang lebih ramah lingkungan.

Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan:

“Saat ini SIG terus meningkatkan operational excellence dan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT).”

“Di setiap tahapan proses produksi untuk percepatan pencapaian target Net Zero Emission 2060.”

Untuk artikel lainnya, lihat terus BisnisLife.com dan Instagram BisnisLife.