Penyebab Nyeri Dada saat Tarik Napas, Bisa Saja Miokarditis

0
Ilustrasi Meditasi, Bernapas, yoga Nyeri Dada

Ilustrasi Meditasi, Bernapas, yoga. SUmber: Pexels.

BisnisLife.com – Pernahkah Anda merasakan nyeri dada saat narik napas, itu bisa saja salah satu gangguan jantung yang seringkali diabaikan oleh banyak orang.

Banyak penyakit yang berhubungan dengan jantung, dan salah satunya yaitu miokarditis. Miokarditis terjadi karena suatu infeksi entah itu infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit.

Miokarditis adalah penyakit inflamasi (peradangan) pada otot jantung atau disebut juga miokardium.

Fungsi utama otot jantung yaitu untnuk memompa darah baik masuk maupun keluar jantung yang diedarkan dari seluruh.

Untuk mengatasi hal ini, maka butuh penanganan khusus dari dokter sesuai dengan penyebab utamanya.

Gejala Miokardium

Saat otot jantung tersebut terjadi peradangan, maka fungsi pemompaan darah akan terganggu.

Hal ini berakibat pada berbagai macam kondisi kesehatan mulai dari masalah pernafasan hingga gangguan pembuluh darah seperti stroke.

Lalu, apakah penyakit ini bisa sembuh sendiri?

Perlu Anda ketahui, bahwa miokarditis dapat sembuh sendiri walaupun tanpa perawatan maupun pengobatan dari dokter.

Namun, apabila ada beberapa gejala lain yang menyertainya, maka butuh penanganan yang intensif sehingga tidak terjadi komplikasi yang membahayakan nyawa.

Bila berlangsung lama (kronis), maka akan mengakibatkan kerusakan otot jantung.

Kondisi ini biasanya terjadi secara diam-diam sehingga banyak penderita miokarditis yang tidak mendapatkan pengobatan secara tepat waktu.

Kondisi Miokarditis (myocarditis)

  • Gejala Utama Sesak nafas, nyeri dada, bengkak pada sendi kaki.
  • Dokter Spesialis Dokter jantung & pembuluh darah.
  • Penyebab Infeksi patogen.
  • Diagnosis Wawancara medis, tes penunjang, cek fisik.
  • Pengobatan Pemberian antibiotik dan obat tertentu sesuai resep dokter.
  • Pencegahan Pola hidup bersih dan sehat
    Komplikasi Gagal jantung, serangan jantung, aritmia, kardiomiopati

Penyebab

Dikutip dari Healthline, bahwa penyebab dasar miokarditis masih belum diketahui.

Bahkan, 50% kasus pasien miokarditis akut tidak jelas penyebabnya. Ini sering disebut sebagai idiopathic myocarditis.

Belakangan ini, ramai diperbincangkan bahwa penyakit ini merupakan efek samping dari vaksin Covid-19 tipe mRNA.

Namun, dalam studi kohort tahun 2021, bahwa efek samping tersebut hanya terjadi pada 1,7 dari 100 ribu orang sejak mereka menerima dosis vaksin tipe mRNA.

Namun, pada kasus yang berhasil diketahui penyebabnya, miokarditis umumnya disebabkan karena infeksi.

Berbagai patogen mulai dari bakteri, virus, parasit, jamur, atau lainnya menginfeksi otot jantung (miokardium)

Dalam beberapa kasus, inflamasi pada otot jantung terjadi akibat reaksi sistem imun tubuh terhadap infeksi.

Hal ini sering terjadi pada penderita gangguan auto imun seperti halnya penyakit lupus.

Jadi, sistem imun atau sistem kekebalan tubuh justru akan menyerang otot jantung itu sendiri karena reaksi yang berlebihan. Akibatnya, terjadi inflamasi pada miokardium yang menjadi penyebab miokarditis.

Inilah beberapa patogen yang menyebabkan miokarditis pada seseorang:

Virus

  • SARS-CoV-2
  • Coxsackievirus group B
  • Parvovirus B19
  • Adenovirus
  • Hepatitis C virus
  • Epstein-Barr virus
  • Rubella virus
  • Echoviruses
  • Herpes simplex virus
  • Human immunodeficiency virus (HIV)

Bakteri

  • Staphylococcus aureus
  • Corynebacterium diphtheriae
  • Borrelia burgdorferi

Parasit

  • Trypanosoma cruzi

Fungi/Jamur

  • Candida
  • Aspergillus

Gejala

  • Nyeri dada
  • Kelelahan
  • Denyut jantung tak beraturan
  • Demam
  • Sesak nafas
  • Pembengkakan di kaki atau sendi
  • Pandangan berkunang-kunang
  • Pingsan

Diagnosis

Umumnya, dokter akan mendiagnosis miokarditis dengan banyak metode yang berbeda mengingat proses analisanya cukup sulit.

Ini dia tes yang kerap dokter lakukan untuk menentukan apakah seseorang benar-benar terkena penyakit ini atau tidak:

  • Elektrokardiogram (EKG): berguna untuk melihat adanya kelainan pada ritme denyut jantung yang menjadi tanda otot jantungnya bermasalah atau tidak.
  • Tes darah: melihat apakah seseorang terkena infeksi dengan melihat kultur mikroorganisme pada darah.
  • Sinar X: menggunakan sinar X pada dada bisa digunakan untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda gagal jantung atau tidak.
  • Biopsi endomiokardial: bertujuan untuk mengetahui sampel jaringan jantung dengan melakukan pembedahan ringan.
  • Echocardiogram: untuk melihat apakah terjadi pembesaran jantung karena inflamasi atau peradangan ataukah tidak.

Pencegahan

Mengingat hampir 50% penderita miokarditis tidak memiliki penyebab pasti, maka untuk mencegah penyakit ini cukup sulit.

Namun, kita bisa mengurangi risiko terhadap penyebaran infeksi mikroorganisme berbahaya dengan cara:

  • Menjalankan pola hidup bersih dan sehat
  • Melakukan aktivitas seksual secara aman
  • Vaksinasi untuk mencegah terjadinya infeksi

Pengobatan

Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini dapat sembuh sendiri secara alami tanpa adanya pengobatan apa pun.

Akan tetapi, dalam kasus tertentu seperti pada penderita autoimun atau penderita pelemahan imun tubuh, maka akan mengakibatkan kondisi kronis.

Jadi, penting sekali untuk mengunjungi dokter yang nantinya akan mendapatkan perawatan secara tepat seperti halnya:

  • Pemberian obat ACE inhibitors
  • Konsumsi antibiotik (khusus infeksi bakteri)
  • Pemberian obat diuretik
  • Konsumsi obat anti inflamasi
  • Diet rendah garam
  • Sering istirahat saat bekerja
  • Pemberian obat ACE inhibitor

Komplikasi

Bila kondisinya parah, maka miokarditis dapat mengakibatkan kerusakan jantung yang parah yang mengakibatkan:

  • Gagal jantung
  • Serangan jantung
  • Aritmia
  • Kardiomiopati

Kapan Harus ke Dokter?

Kunjungi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah apabila Anda mengalami gejala miokarditis sesuai yang kami sebutkan di atas.

Dengan perawatan yang tepat, maka risiko terkena komplikasi akibat inflamasi otot jantung dapat ditekan.

Narasumber:

dr. Addiena Primawati, Sp. JP-FIHA

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Evasari Hospital

BACA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *