Penuhi Kebutuhan Pasar Mancanegara, Tiga Brand Modest Fashion Anggiasari Diekspor ke Filipina

Penuhi Kebutuhan Pasar Mancanegara, Tiga Brand Modest Fashion Anggiasari Diekspor ke Filipina
Jakarta, bisnislife.com – Di tengah geliat industri mode yang kian kompetitif, sebuah kisah sukses terukir indah. Anggiasari Mawardi, seorang desainer dan pengusaha visioner, membawa bendera modest fashion Indonesia berkibar tinggi di pasar dunia, termasuk Filipina, Thailand, Inggris, Prancis, Amerika, dan negara lainnya. Dengan sentuhan kreatif dan dukungan pemerintah, tiga brand Anggiasari, yakni Anggia Syar’i, Anggia Handmade, dan AM by Anggiasari menjelajahi pasar internasional, menembus batas budaya dan geografis.
Baru-baru ini, Filipina, menjadi salah satu tujuan ekspor produk tiga brand Anggiasari itu. Walau negara tersebut dikenal sebagai lanskap mode yang didominasi budaya Barat, namun kini menjadi panggung baru bagi tren busana sopan atau modest fashion. Fenomena ini menjadi peluang emas bagi Anggiasari untuk memperkenalkan karya-karyanya yang memikat. Langkahnya tak hanya didorong oleh ambisi bisnis semata, namun juga semangat untuk mempromosikan identitas budaya Indonesia di kancah global.
Peran Pemerintah Dorong Ekspor Modest Fashion
Di balik kesuksesan Anggia, biasa ia disapa, terdapat dukungan kuat dari pemerintah Indonesia. Melalui Kementerian UMKM, Perdagangan, dan Perindustrian, berbagai program inovatif digulirkan untuk memfasilitasi ekspansi industri modest fashion ke pasar internasional.
Mulai dari bootcamp intensif, business matching yang mempertemukan pengusaha dengan calon pembeli potensial, hingga kemudahan ekspor yang semakin membuka akses ke panggung global. “Pemerintah hadir sebagai mitra strategis, memberikan pelatihan riset pasar online, strategi penetapan harga yang kompetitif, hingga manajemen logistik yang efisien,” ujar Anggiasari.
Tak hanya itu, pemerintah juga memberikan fasilitas ekspor yang memanjakan pelaku usaha. Subsidi ekspor, pengiriman kontainer terjadwal, serta kemudahan akses ke gudang pelabuhan menjadi angin segar bagi para pengusaha untuk menembus pasar Filipina dengan lebih cepat dan efisien.
Dan pada Kamis, (20/02/2025), Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) RI secara simbolis melepas ekspor perdana 22 produk UKM ke Filipina, termasuk tiga brand produk fashion milik Anggiasari tersebut.
Menurut Direktur Utama Indonesia Berdaya Saing (IBS), Irham Amir, pelepasan ekspor ini tidak hanya menjadi tonggak awal bagi UKM dalam menembus pasar internasional, tetapi juga hasil konkret dari program Onsite Business Matching (OBM). Program tersebut telah mempertemukan pengusaha UKM dengan pembeli potensial dari berbagai negara. Sebelumnya, IBS telah berhasil mendorong ekspor UKM ke Hong Kong, Singapura, Thailand, dan Malaysia.
“Indonesia Berdaya Saing (IBS) tidak hanya berperan sebagai agregator ekspor, tetapi juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para pengusaha UKM agar dapat bersaing di pasar global. Program Bootcamp Ekspor & Business Matching yang kami selenggarakan bertujuan untuk membekali UKM dengan keterampilan dan jaringan yang dibutuhkan dalam ekspor,” jelas Irham Amir kepada awak media selepas acara prosesi pelepasan produk di Smesco, Jakarta, (20/02/2025).
Tren Pasar dan Kebutuhan Konsumen Filipina
Dalam era globalisasi, produk modest fashion Indonesia dituntut untuk memenuhi standar internasional. Pemerintah berperan aktif dalam mengadakan business matching, mempertemukan pengusaha dengan calon pembeli dari berbagai negara. Interaksi langsung ini memungkinkan pelaku industri untuk memahami karakteristik dan ekspektasi pasar global, sehingga mampu meningkatkan kualitas produk sesuai dengan permintaan internasional.
Hal ini juga salah satunya dibuktikan dengan dilakukanya pelepasan ekspor perdana 22 produk UMKM Indonesia ke Filipina yang diinisiasi Kementerian UMKM pada 20/02/2025 di depan halaman Gedung Smesco, Jakarta.
Anggia memahami betul pentingnya menyesuaikan diri dengan tren pasar Filipina. “Meskipun mayoritas penduduk beragama Katolik, komunitas hijrah di negara ini berkembang pesat. Permintaan terhadap modest fashion semakin meningkat, menciptakan peluang emas bagi brand-brand Indonesia untuk memperluas jangkauan pasar,” terangnya.
Dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan gaya hidup konsumen Filipina, AM by Anggiasari menghadirkan dua koleksi utama: Daily Wear dan Umrah & Hajj Collection. Koleksi ini dirancang dengan mengutamakan kenyamanan tanpa mengesampingkan estetika, menawarkan keseimbangan antara gaya dan fungsionalitas.
Material yang digunakan pun dipilih secara cermat untuk menghadapi iklim tropis Filipina. Knitting, katun, Arabian chiffon, rayon, dan poliester dengan kandungan 80% poliester yang ringan serta memiliki daya serap tinggi menjadi pilihan utama.
Baca Juga: Hadirkan Hunian Strategis Di JakBar, Purinusa Kembangan Mulai Serah Terima
Desain modest fashion yang ditawarkan Anggiasari memadukan unsur Asia dan Barat dengan pendekatan modern. Siluet drop shoulder dan loose cutting, seperti long tunic, long outer, abaya, dan kurta, dirancang untuk menciptakan tampilan yang anggun sekaligus memberikan kebebasan bergerak bagi pemakainya. Model pakaian ini tidak hanya memenuhi aspek modesty, tetapi juga sesuai dengan gaya hidup kasual masyarakat Filipina yang dinamis.
Strategi dan Target Pemasaran
Keberhasilan Anggiasari menembus pasar Filipina tidak lepas dari strategi pemasaran yang matang. Anggia menargetkan komunitas hijrah di Filipina sebagai segmen utama, mengingat pertumbuhan komunitas ini cukup signifikan.
Selain itu, untuk menarik perhatian generasi muda dan pecinta fashion modis, Anggiasari juga menghadirkan koleksi sporty casual yang fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai kesempatan.
Strategi pemasaran dilakukan dengan pendekatan berbasis riset, baik secara digital maupun langsung di lapangan. Memanfaatkan marketplace lokal, tren warna, model, hingga preferensi harga dianalisis secara mendalam agar koleksi yang ditawarkan dapat diterima dengan baik oleh pasar Filipina. (*)