Pendapatan PT AirAsia Indonesia Naik 27 Persen di Kuartal I 2024

0
airasia skytrax labuan bajo kursi gratis airasia denpasar

Maskapai penerbangan AirAsia. Foto: AirAsia

BisnisLife.com – Maskapai berbiaya hemat, Indonesia AirAsia, per 31 Maret 2024 telah membukukan pendapatan Kuartal 1 2024 sebesar Rp 1,74 triliun, meningkat sebesar 27 persen dari Rp 1,37 triliun pada kuartal yang sama tahun 2023.

“Kenaikan pendapatan PT AirAsia Indonesia Tbk. (AAID/CMPP) ini didorong oleh tingginya aktivitas pemesanan tiket penerbangan domestik dan internasional semenjak pulih dari COVID-19,” tutur Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine, di Jakarta, Rabu (12/6/2024).

Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah penumpang sebesar 33 persen atau 1,62 juta dengan tingkat keterisian penumpang (load factor) naik sebesar 2 pts atau 83 persen dibandingkan Kuartal 1 2023.

AAID/CMPP juga mencatatkan sebagian besar pendapatan berasal dari operasi penerbangan, dimana penjualan tiket kursi pesawat memberikan kontribusi sebesar Rp 1,47 triliun, diikuti oleh pendapatan dari ancillary sebesar Rp 255,8 miliar dan kargo Rp 13,5 miliar.

Jakarta menjadi sumber pendapatan utama senilai Rp 776,7 miliar, diikuti oleh Denpasar senilai Rp 638,3 miliar. Sementara itu, Surabaya dan Medan masing-masing mencatat angka Rp 198,8 miliar dan Rp 128,3 miliar.

Veranita menambahkan sepanjang Kuartal 1 2024, Indonesia AirAsia juga telah meresmikan 2 rute terbarunya yaitu Denpasar-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu, Malaysia.

BACA:

Kedua rute ini merupakan rute unik dengan penerbangan langsung yang hanya dioperasikan oleh Indonesia AirAsia.

AAID/CMPP akan terus mengoptimalisasi kapasitas pesawat melalui rencana pembukaan rute domestik dan internasional baru yang akan memberikan nilai tambah terhadap bisnis serta meningkatkan pangsa pasar.

Selain itu juga menjadi salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata.

Di Kuartal 1 2024, nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mengalami pelemahan signifikan dibandingkan periode Kuartal 1 2023, dari Rp 15,062 menjadi Rp 15,853 per Dolar AS yang mengakibatkan kerugian sebesar Rp 304 miliar atau 39 persen dari total keseluruhan.

Bahan Bakar Jadi Beban

Secara operasional, AAID/CMPP mengakhiri Kuartal 1 2024 dengan mencatatkan kerugian sebesar Rp 777 miliar.

Sementara itu, konsumsi bahan bakar tercatat sebagai salah satu penyumbang beban usaha utama sebesar 36,96 persen dari total biaya keseluruhan yang juga dipengaruhi oleh kenaikan Harga bahan bakar di Kuartal 1 2024.

Indonesia AirAsia selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan strategi keberlanjutan dan kelangsungan perusahaan, sebagai salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas industri penerbangan di Tanah Air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *