Bisnis

Pemerintah Tumbuhkan Wirausaha Industri Baru di Lingkungan Pesantren

BisnisLife.com – Penumbuhan pelaku industri atau wirausaha baru (WUB) dapat memberikan dampak positif yang berantai pada roda perekonomian masyarakat.

Terlebih lagi penumbuhan tersebut untuk meningkatkan kelas dari sektor industri kecil dan menengah (IKM) menjadi industri skala menengah atau industri besar.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita di Jakarta, Senin (15/7), mengatakan:

“Selain memaksimalkan potensi komoditas daerah, penumbuhan WUB juga dapat dilakukan dengan memperhatikan potensi ekosistem industri dan pasar yang telah terbentuk.”

Guna mencapai sasaran tersebut, salah satu upaya yang dilakukan Kemenperin adalah mendorong pendekatan ekosistem pondok pesantren.

Hal ini sebagai peluang untuk menumbuhkan para pelaku WUB dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki melalui program Santripreneur.

BACA:

“Dengan sinergi yang baik antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan stakeholder lainnya.”

“Termasuk pengurus pondok pesantren, diharapkan dapat tercipta ekosistem yang mendukung guna pertumbuhan.”

“Dan keberlanjutan IKM di Indonesia, serta pemberdayaan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia,” papar Reni.

Ditjen IKMA Kemenperin telah melaksanakan program Santripreneur yang membina puluhan ribu santri untuk menjadi wirausaha industri.

“Melalui program Santripreneur kami sudah membina ribuan santri, dalam kurun satu dekade Ditjen IKMA sudah membina sebanyak 11.164 orang santri.”

“Dari 114 pondok pesantren di berbagai wilayah di Indonesia, dan dari jumlah tersebut, sebanyak tiga pesantren berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,” sebut Reni.

Menurutnya, pondok pesantren memiliki potensi strategis untuk dikembangkan sebagai tempat penumbuhan ribuan WUB.

Sebab, para santri yang memiliki keterampilan dan pengetahuan berwirausaha dapat menunjang peran penting pondok pesantren sebagai:

  • “Agent of Development” dalam memacu pemberdayaan ekonomi masyarakat.

“Pengembangan wirausaha di pondok pesantren tidak hanya akan memberikan manfaat bagi individu yang terlibat.”

“Tetapi juga kontribusi positif bagi perekonomian lokal di sekitar pondok pesantren,” ucap Reni.

Berdasarkan data Kementerian Agama, sampai tahun 2023, jumlah pondok pesantren di Indonesia diperkirakan mencapai 37.626 unit.

Pondok pesantren ini tersebar di seluruh provinsi dengan total jumlah santri sekitar 4.853.197 orang.

Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah pesantren terbanyak di Indonesia dengan total 12.121 pesantren.

Tasikmalaya yang dikenal dengan kota santri memiliki peluang besar untuk menjadi pusat perindustrian, ekonomi kreatif dan juga lokomotif bagi pergerakan ekonomi regional.

Oleh karenanya, Pondok Pesantren Miftahul Huda Affandy di Tasikmalaya menjadi salah satu pondok pesantren yang mendapatkan:

  • Fasilitasi Bimbingan Teknis Produksi dan Fasilitasi Mesin/Peralatan WUB IKM Furnitur.

Kegiatan dalam rangka pelaksanaan program Santripreneur tahun 2024 ini dilaksanakan pada tanggal 13 – 17 Juli 2024.

“Kami harapkan Ponpes Miftahul Huda Affandy dapat menjadikan kegiatan dan fasilitasi yang diberikan ini sebagai pemantik tumbuhnya lini bisnis baru di pondok pesantren.”

“Kami juga mengimbau pengurus pondok pesantren untuk dapat mengidentifikasi kebutuhan pasar lokal di sekitar pondok.”

“Maupun di Tasikmalaya terlebih dahulu, sebagai langkah awal dalam membangun lini industri yang berkelanjutan,” tambah Reni.

Direktur IKM Pangan, Furnitur, dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi menuturkan:

“Sebanyak 20 peserta yang merupakan santri Ponpes Miftahul Huda Affandy mengikuti kegiatan tersebut.”

“Sehingga diharapkan mendorong tumbuhnya pelaku industri furnitur di lingkungan pondok pesantren.”

“Selain itu, kami berharap embrio unit bisnis yang sudah terbentuk di pondok pesantren dapat dimanfaatkan.”

“Dan menjadi pencetak calon pengusaha lulusan pondok yang mampu memberikan kemaslahatan bagi masyarakat,” tuturnya.

Pada bimbingan teknis tersebut para santri akan mendapatkan materi kewirausahaan dan success story dari salah satu pelaku IKM sukses di Tasikmalaya.

Serta materi terkait proses produksi dan diversifikasi produk oleh tenaga ahli.

“Dengan program ini, harapannya para santri dapat menjadi santri milenial, yaitu santri yang mampu berproduksi dengan baik.”

“Serta menguasai perkembangan teknologi digital dalam menjalankan unit usaha industri.”

“Hingga pada akhirnya turut serta membuka lapangan pekerjaan dan menebar manfaat berlipat,” ujar Yedi.

Irfan Laskito

Recent Posts

BAIK ART, SUN Contemporary, dan Galeri Gajah Hadir di Marina Bay Sands pada 17-19 Januari 2025

BisnisLife.com - ART SG, pameran seni internasional terkemuka Singapura dan Asia Tenggara, akan menampilkan 106…

2 hari ago

Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi

BisnisLife.com - Pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19…

2 hari ago

OCA Indonesia, Solusi Modern untuk Hubungan Lebih Personal dengan Pelanggan

BisnisLife – Dalam era digital yang serba cepat, hubungan antara pelanggan dan brand tidak lagi…

2 hari ago

Satu Tahun Bank Saqu, Nasabah Hampir 2 Juta Pengguna

BisnisLife.com - Memasuki satu tahun perjalanan, Bank Saqu, berhasil mencatatkan pencapaian positif dengan jumlah nasabah…

2 hari ago

Barang Tertinggal di KAI Senilai Lebih dari Rp11 Miliar

BisnisLife.com - KAI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, termasuk melalui layanan…

2 hari ago

Neraca Dagang Oktober 2024 Surplus USD 2,48 Miliar

BisnisLife.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus…

2 hari ago

This website uses cookies.