BisnisLife.com – Pemerintah melalui Kementerian PUPR dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Palu membangun infrastruktur tiga sungai di Sulawesi.
Hal ini untuk mengantisipasi banjir di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
Pemerintah melakukan penanganan di tiga sungai yakni Sungai Palu, Sungai Kawatuna, dan Sungau Ngia.
Gempa yang terjadi pada 28 September 2018 di Kota Palu mengakibatkan tanah longsor pada beberapa titik perbukitan Daerah Aliran Sungai Palu yang sebagian besar terjadi di Kabupaten Sigi.
Sehingga menyebabkan masuknya sedimen pada badan sungai. Selain itu sedimen yang terjadi di badan sungai juga diakibatkan oleh erosi tebing sungai.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, sedimen pada badan sungai tersebut mengakibatkan terjadinya bencana banjir bandang pada 2019 lalu.
Kombinasi antara sedimentasi tinggi dan curah hujan tinggi selama 2 s/d 8 jam per hari menyebabkan banjir besar di Kota Palu.
“Untuk itu Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu melakukan penanganan Jangka Panjang (Long Term).”
“Dan pengendalian sedimen di Kota Palu dengan pembangunan tanggul sungai, pengendali elevasi dasar sungai (Groundsill).”
“Dan konsolidasi dam yang merupakan salah satu jenis bangunan pengendali sedimen dan penyeimbang kemiringan dasar sungai,” kata Dedi.
Konstruksinya dilaksanakan oleh PT Selaras Mandiri Sejahtera dengan nilai kontrak Rp150 miliar.
“Untuk penanganan di Sungai Palu ruang lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan tanggul sungai 387 meter (m) di sisi kiri dan 364 m di sisi kanan.”
“Selain itu juga dibangun tanggul pantai sepanjang 487 m di sisi kiri dan 423 m di sisi kanan, serta pengerukan sedimen sungai sepanjang 800 m,” ujar Dedi.
Sedangkan untuk penanganan di Sungai Kawatuna, diungkapkan Dedi tengah dikerjakan pembangunan konsolidasi dam 2 unit dengan panjang masing-masing 40,5 m dan tinggi 6 m.
“Di Sungai Kawatuna juga dibangun groundsill sebanyak 6 unit dengan panjang 17,7 m dan pengaman erosi tebing sungai (revetment),” ujarnya.
Terakhir di Sungai Ngia, tengah dibangun konsolidasi dam sebanyak tiga unit masing-masing sepanjang 25,5 m sebanyak 1 unit dan 21 meter sebanyak 2 unit.
“Selain itu juga dibangun groundsill untuk memperkecil kemiringan arus sungai sehingga kecepatan air menjadi kecil dan kedalaman air bertambah,” terang Dedi.
Sungai Palu merupakan sungai primer DAS Palu-Lariang. Bagian hilir Sungai Palu terdapat kerusakan parah akibat gempa bumi dan tsunami.
Sedangkan Sungai Kawatuna merupakan anak Sungai Palu yang melewati landasan pacu bandara, akibat gempa tahun 2018.
Banjir dengan sedimen sering terjadi yang mengendap di gorong-gorong bawah landasan pacu bandara.
Sementara Sungai Ngia yang tergabung dengan saluran irigasi ketika hujan lebat, membawa sedimen yang sangat tinggi, membahayakan infrastruktur bandara serta saluran irigasi.
BisnisLife.com - ART SG, pameran seni internasional terkemuka Singapura dan Asia Tenggara, akan menampilkan 106…
BisnisLife.com - Pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19…
BisnisLife – Dalam era digital yang serba cepat, hubungan antara pelanggan dan brand tidak lagi…
BisnisLife.com - Memasuki satu tahun perjalanan, Bank Saqu, berhasil mencatatkan pencapaian positif dengan jumlah nasabah…
BisnisLife.com - KAI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, termasuk melalui layanan…
BisnisLife.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus…
This website uses cookies.