Nilai Ekspor Makanan & Minuman Olahan 5,26 Miliar Dolar

0
Ilustrasi Dagang, pelabuhan, kontainer, investasi barang impor nilai ekspor industri halal manufaktur Surplus Neraca Perdagangan kemenperin Linting Kertas Sigaret Tim P3DN impor

Ilustrasi Dagang, pelabuhan, kontainer. Sumber: Pexels.

BisnisLife.com – Pada event SIAL Interfood, Mendag mengungkapkan bahwa nilai ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia pada tahun 2022 senilai 5,26 miliar.

Jakarta menjadi kota tuan rumah penyelenggaraan pameran makanan dan minuman internasional SIAL Interfood ke-24 tahun ini.

Hal ini membuktikan adanya pengakuan terhadap potensi industri makanan dan minuman Indonesia di industri global.

Pameran SIAL Interfood di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta berlangusng hingga 11 November 2023.

BACA: 

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi, mengatakan:

“Pemilihan Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara SIAL Interfood merupakan bentuk pengakuan.”

“Tanah Air kita memiliki potensi industri produk makanan dan minuman yang diperhitungkan di kancah global.”

“Selain Jakarta, SIAL Network juga menggelar pameran serupa di beberapa kota bisnis di dunia.”

Pada penyelenggaraan SIAL Interfood ke-24 kali ini, Kemendag membangun paviliun di Hall B2 nomor G-005.

Pada paviliun tersebut menampilkan produk-produk makanan dan minuman olahan dari 10 usaha kecil dan menengah (UKM).

UKM ini berorientasi ekspor yang telah melalui proses kurasi.

Produk yang dipamerkan pada Paviliun Kemendag diharap dapat menarik minat para calon pembeli untuk selanjutnya menjalin kontrak bisnis.

Dan mendorong peningkatan ekspor nonmigas Indonesia. Selain itu, Kemendag juga menghadirkan stand Informasi Ekspor.

Para pengunjung dan peserta pameran dapat memperoleh informasi terkait:

  • Teknis ekspor,
  • berbagai pameran,
  • penggunaan platform ekspor InaExport, serta
  • berbagai fasilitasi pengembangan ekspor seperti pemenuhan sertifikasi, pengembangan produk, dan pengembangan desain.

Produk-produk Indonesia masih diminati dan dibutuhkan konsumen global, dan salah satunya adalah produk makanan, serta minuman olahan.

Saat ini produk makanan dan minuman olahan menjadi salah satu produk ekspor unggulan Indonesia yang tumbuh 7,57 persen dalam lima tahun terakhir (2018—2022).

Total nilai ekspor makanan dan minuman olahan Indonesia pada 2018 adalah USD 4,00 miliar dan menjadi USD 5,26 miliar pada 2022.

Produk yang paling banyak meraih pangsa pasar dunia yaitu:

  • Hasil laut seperti udang, tuna, kepiting;
  • Bahan makanan siap masak seperti wafel dan wafer, pasta, biskuit, ekstrak kopi, dan bumbu saus.

Potensi produk unggulan tersebut pun perlu didukung oleh pencarian pasar yang potensial.

Untuk itu, Indonesia saat ini giat mengembangkan pasar baru ke negara-negara non tradisional.

Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang pesat di negara-negara non tradisional yang juga berdampak pada peningkatan daya beli.

Sehingga pasar tersebut mempunyai peluang yang sangat menjanjikan sebagai negara tujuan ekspor produk-produk Indonesia.

“Pada praktiknya, pertumbuhan ekonomi berimbas pada daya beli konsumen.”

“Oleh karena itu, Kemendag mendorong para eksportir agar dapat memanfaatkan peluang ekspor di pasar-pasar non tradisional tersebut,”ungkap Didi.

Faktor-faktor pendorong perekonomian nasional adalah:

  • Peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat,
  • Stabilitas pertumbuhan aktivitas produksi, dan
  • Kebijakan pemerintah yang mendukung dunia usaha.

Faktor-faktor tersebut harus dimanfaatkan semaksimal mungkin agar semakin mendorong kinerja ekspor Indonesia.

“Untuk itu, Kemendag terus menjalankan sejumlah agenda kerja sebagai upaya mengeksplorasi peluang pasar ekspor.”

“Salah satu hal yang dilakukan antara lain meningkatkan kerja sama bilateral demi menurunkan tarif bea masuk bagi produk-produk Indonesia ke negara tujuan ekspor,” tutup Didi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *