Mpox atau Cacar Monyet: Gejala, Mencegah dan Mengatasinya

Monkeypox Mpox Cacar Monyet

Monkeypox Mpox Cacar Monyet. Sumber: Primaya Hospital.

BisnisLife.com – Monkeypox ‘Mpox’ atau Cacar monyet menjadi topik pembicaraan yang hangat di tengah menurunnya angka infeksi Covid-19 pada 2022.

Sebab, salah satu jenis cacar ini mewabah di beberapa negara yang berstatus non-endemis alias bukan negara yang umum dijumpai wabah penyakit zoonosis ini.

Penyakit ini memang secara umum ringan, tapi tetap butuh perhatian karena bisa menyebabkan dampak yang serius bagi orang yang tertular.

Berikut Gejala, Mencegah, dan Mengatasi dari Reviewer dr. Agni Anastasia Sahulata, Sp.KK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Primaya Hospital Bekasi Timur:

Mengenal Cacar Monyet

Cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus monkeypox.

Virus yang termasuk genus Orthopoxvirus ini terkait dengan virus penyebab cacar pada manusia, yakni varicella zoster.

Penyakit cacar monyet umumnya ditemukan pada primata non-manusia, seperti monyet, serta hewan pengerat seperti tupai dan tikus.

Pada manusia, kasus monkeypox tergolong langka. Jika terjadi penularan terhadap manusia, gejala yang muncul mirip dengan cacar umum pada manusia.

Penyebaran antar manusia biasanya terjadi melalui kontak dekat dengan cairan tubuh seperti darah, lendir, dan air liur yang terinfeksi ataupun pernapasan.

Namun penyakit ini bisa juga ditularkan dari hewan ke manusia, oleh karena itu penting untuk melakukan upaya pencegahan terutama bagi orang yang kerap berkontak dengan hewan yang berisiko terinfeksi cacar ini.

Secara umum, virus monkeypox menyebabkan dampak kesehatan yang ringan.

Namun gejalanya bisa juga sedang hingga berat. Pasien anak-anak, kekurangan nutrisi, ibu hamil, dan orang dengan masalah kekebalan tubuh paling berisiko mengalami penyakit ini.

Gejala

Gejala cacar monyet mirip dengan cacar manusia. Kondisi ini biasanya muncul berselang 5-12 hari setelah terpapar virus dan berlangsung dalam 1-2 minggu. Gejala awalnya antara lain:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Kelelahan
  • Nyeri otot
  • Kehilangan nafsu makan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Setelah itu, gejala lain yang mungkin muncul meliputi:

  • Ruam berbintik pada kulit. Ruam ini lantas berkembang menjadi gelembung berisi cairan atau lepuhan dan setelah meletus membentuk keropeng yang terasa nyeri.
  • Sakit tenggorokan.
  • Sakit perut.
  • Sakit kepala parah.
  • Mual dan muntah.

Tingkat keparahan gejala bergantung pada kondisi kesehatan individu yang terinfeksi, bagaimana mereka terpapar virus, dan rantai/strain virus yang menginfeksi.

Ada dua rantai/strain virus cacar monyet, yakni Clade I dan Clade II. Gejala infeksi virus Clade II umumnya lebih berat daripada Clade I.

Penyebab

Penyebab cacar monyet adalah virus monkeypox yang ditemukan pada hewan liar seperti monyet, tupai, dan tikus di Afrika Tengah dan Barat. Berdasarkan bukti saat ini, ada tiga cara penyebaran virus ini, yaitu:

  • Dari hewan ke manusia, melalui gigitan atau cakaran; saat mengolah daging; konsumsi daging yang kurang matang
  • Dari orang ke orang, antara lain:
    • Kontak langsung dengan lesi atau keropeng pada kulit orang yang terinfeksi
    • Kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi seperti darah dan air liur
    • Partikel pernapasan seperti dari batuk atau bersin, berbicara, napas
    • Dari ibu hamil ke janin dalam kandungan lewat plasenta

Cara Dokter Mendiagnosis Cacar Monyet

Cara utama untuk mendiagnosis cacar monyet adalah dengan pemeriksaan fisik dan dapat di tunjang oleh pemeriksaan tes reaksi berantai polimerase (PCR) di laboratorium.

Dalam tes ini, sampel yang diperiksa diambil dari lesi kulit orang yang terinfeksi. Jika memungkinkan, biopsi juga bisa menjadi pilihan.

Sampel lesi mesti disimpan dalam tabung yang kering dan steril dalam suhu dingin agar hasil diagnosis akurat.

Cara Mengatasi Cacar Monyet

Kebanyakan kasus cacar monyet bersifat self-limited alias bisa sembuh sendiri tanpa memerlukan perawatan khusus. Pasien umumnya akan sembuh dalam 2-4 minggu.

Penanganan biasanya difokuskan pada gejala yang muncul, seperti:

  • Obat pereda nyeri dan demam, seperti parasetamol atau ibuprofen.
  • Obat atau salep antibiotik untuk mencegah infeksi pada kulit yang terbuka

Selain pengobatan sesuai dengan gejala, penting untuk mengisolasi pasien agar virus tak menyebar dan menularkan orang lain.

Jika terdiagnosis monkeypox, pasien harus dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki ruang isolasi untuk menghindari penyebaran virus ke orang lain.

Komplikasi

Cacar monyet bisa menyebabkan berbagai komplikasi hingga dampak yang fatal berupa kematian. Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain:

  • Infeksi sekunder, misalnya oleh bakteri.
  • Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi (perubahan warna kulit menjadi lebih gelap atau terang).
  • Pneumonia.
  • Kehilangan penglihatan karena infeksi pada kornea.
  • Dehidrasi.
  • Radang otak.
  • Sepsis (infeksi yang menyebar ke seluruh jaringan tubuh)

Menurut WHO, rasio fatalitas atau tingkat kematian kasus cacar monyet berdasarkan catatan riwayat penanganan penyakit ini berkisar 0-11 % pada populasi umum dan lebih tinggi pada kalangan anak-anak.

Pencegahan

Cara mencegah infeksi cacar monyet meliputi:

  • Vaksinasi.
  • Menghindari kontak dengan hewan yang berisiko menulari.
  • Memastikan daging yang dikonsumsi sudah dimasak dengan baik.
  • Menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air.
  • Tidak berbagi benda/barang pribadi.
  • Waspada ketika mendatangi daerah endemis cacar monyet

Kapan Harus ke Dokter?

Jika merasa ada gejala cacar monyet, segera periksakan diri ke dokter.

Terutama jika punya riwayat kunjungan ke wilayah yang menjadi lokasi penyebaran virus monkeypox atau pernah berkontak dengan orang yang sakit dengan gejala cacar.

Untuk artikel lainnya, lihat terus BisnisLife.com dan Instagram BisnisLife.