BisnisLife.com – Politeknik STTT Bandung melahirkan 309 lulusan yang diserap langsung ke industri tekstil dan produk tekstil (TPT).
Kementerian Perindustrian menyadari pentingnya peran sumber daya manusia (SDM) dalam mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing global.
Tak terkecuali pada kelompok industri yang bersifat padat karya.
Sebagai contoh, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) yang juga termasuk padat karya, membutuhkan tenaga kerja kompeten dalam jumlah besar.
Kemenperin mencatat, hingga saat ini jumlah tenaga kerja sektor industri TPT mencapai 3,9 juta orang atau hampir 20% dari total tenaga kerja di sektor industri manufaktur nasional.
Artinya, produktivitas dan keterampilan dari tenaga kerjanya akan mempengaruhi kinerja industri TPT.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Masrokhan menyampaikan:
“Pembangunan SDM industri kompeten menjadi salah satu program prioritas Kemenperin, yang dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.”
”Salah satunya melalui peran Politeknik STTT Bandung, pendidikan tinggi vokasi di bidang tekstil dan produk tekstil.”
“Yang mampu menghasilkan lulusan jenjang Sarjana Terapan dan Magister Terapan.”
Menurutnya, penyelenggaraan pendidikan vokasi bertujuan sepenuhnya untuk memastikan ketersediaan SDM kompeten yang sesuai dengan kebutuhan industri.
”Oleh sebab itu, link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha industri menjadi suatu keharusan, mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penempatan kerja lulusan,” jelasnya.
Politeknik STTT Bandung sebagai politeknik dengan spesialisasi di bidang tekstil memiliki potensi utama mengasilkan SDM industri bidang tekstil dalam jenjang sarjana terapan dan magister terapan.
Di samping itu, kebutuhan akan SDM Industri di bidang tekstil dan garmen, belum sepenuhnya dapat terpenuhi oleh lulusan dari Politeknik STTT Bandung.
”Hal ini karena jumlah lulusan Politeknik STTT yang terbatas , sesuai dengan kapasitas mahasiswa setiap tahun nya.”
“Padahal kebutuhan lulusan sebesar 500 orang,” kata Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI), Emmy Suryandari
”Ke depan, kami mengharapkan Politeknik STTT Bandung dapat meningkatkan kapasitas siswa sehingga dapat memenuhi kebutuhan industri,” imbuhnya.
Adapun jumlah lulusan tepat waktu Politeknik STTT Bandung rata-rata untuk semua strata adalah 91,78%.
Dengan implementasi sistem pendidikan dual system pada Program Sarjana terapan dan Program Pendidikan 1 tahun Kerjasama Industri.
Serta 100% lulusan dengan waktu tunggu lulusan kurang dari 7 bulan, yang artinya target dari TAPKIN 2022 untuk penyerapan lulusan tercapai.
”Dengan semangat yang tinggi, pada tahun ini, sebanyak 137 lulusan atau sebanyak 44,50% lulusan mendapakan predikat dengan pujian yang terdiri dari 2 lulusan dari prodi Magister Terapan RTA.”
“48 lulusan dari Prodi Teknik Tekstil, 42 lulusan dari Prodi Kimia Tekstil, 21 lulusan dari Prodi Produksi Garmen.”
“Dan 24 lulusan dari Prodi Produksi Garmen Konsentrasi Fashion Design,” ucap Direktur Politeknik STTT Bandung, Tina Martina.
Politeknik STTT Bandung telah banyak menjalin kerja sama dengan industri melalui keterserapan lulusannya.
Dan pada acara Wisuda Politeknik STTT Bandung Tahun 2023 diberikan pula penghargaan kepada mitra industri sebagai apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin.
BisnisLife.com - ART SG, pameran seni internasional terkemuka Singapura dan Asia Tenggara, akan menampilkan 106…
BisnisLife.com - Pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19…
BisnisLife – Dalam era digital yang serba cepat, hubungan antara pelanggan dan brand tidak lagi…
BisnisLife.com - Memasuki satu tahun perjalanan, Bank Saqu, berhasil mencatatkan pencapaian positif dengan jumlah nasabah…
BisnisLife.com - KAI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, termasuk melalui layanan…
BisnisLife.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus…
This website uses cookies.