Indonesia Berpeluang Jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik
BisnisLife.com – Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Hal ini karena Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia yaitu jumlahnya kurang lebih 30 persen dari cadangan dunia.
Optimisme tersebut disampaikan Wamendag Jerry Sambuaga saat memberikan sambutan pada acara Inabuyer Electric Vehicle (EV) Expo 2023 hari ini, Selasa (28/11) di Gedung SMESCO, Jakarta.
“Indonesia memiliki cadangan nikel nomor satu di dunia, jumlahnya kurang lebih 30 persen dari cadangan dunia.”
“Dengan potensi itu, Indonesia memiliki peluang sangat besar menjadi produsen EV baterai dan lithium baterai untuk kendaraan listrik,” jelas Wamendag Jerry.
BACA:
Ultah ke-22, Rute Internasional AirAsia Diskon 22%
Cara Bayar Retribusi Masuk Bali untuk Turis Asing
Masuk Bali, Turis Asing Harus Bayar 10 Dolar (Rp150.000)
Pesan Tiket dan Hotel Lewat BookCabin Dari Lion Group
Wamendag Jerry menuturkan, pemerintah telah merancang strategi besar untuk mengembangkan industri EV di Indonesia.
Salah satunya, menciptakan ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan listrik (EV) melalui Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.
Tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle/BEV) untuk Transportasi Jalan.
“Pemerintah juga telah memberikan insentif bagi para konsumen agar makin banyak yang membeli mobil listrik,” kata Jerry.
Beberapa di antaranya potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 10 persen, Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM) sebesar 0 persen.
Selain itu, uang muka minimum sebesar 0 persen, dan suku bunga rendah untuk kendaraan listrik.
Wamendag Jerry juga mengingatkan kembali pada pertemuan di Labuan Bajo lalu:
- Presiden Joko Widodo bersama dengan para Kepala Negara Anggota ASEAN sepakat untuk berkomitmen meningkatkan dan mendukung terwujudnya ekosistem kendaraan listrik.
Menurut Wamendag Jerry, Indonesia saat ini juga sedang meminta dukungan dari negara maju, seperti:
- Tiongkok, Jepang, dan Korea untuk memberikan bantuan terkait peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pertukaran informasi.
Hal ini diharapkan, nantinya ASEAN mampu menjadi salah satu industri EV yang kuat.