Bisnis

Gen Z & Milenial Jadi Market IKM Batik Printing

BisnisLife.com – Kementerian Perindustrian ‘Kemenperin’ mengincar generasi milenial dan Gen Z untuk industri batik dalam negeri.

Hal ini dengan terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pelaku industri fesyen.

Khususnya para perajin batik, di tengah maraknya produk fesyen impor dan batik printing yang dijual dengan harga murah.

Kemenperin juga mendampingi Industri batik dalam negeri untuk terus beradaptasi untuk dapat menguasai pasar dalam negeri maupun mancanegara.

Khususnya pada segmen pasar anak muda seperti:

  • Generasi millenial dan generasi Z dengan karakteristik dan kebutuhan yang beragam.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Selasa (16/7), mengatakan:

“Oleh karena itu,kami terus menggaungkan pentingnya pengenalan teknik fesyen yang berkelanjutan.”

“Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan pewarna alam untuk industri batik.”

Menurut Dirjen IKMA,pelaku IKM batik harus semakin adaptif tanpa mengesampingkan pakem sejarah pembuatannya dan dampak yang ditimbulkan.

“Saat ini memang merupakan era untuk lebih memaksimalkan penggunaan pewarna alam yang dapat memberikan nilai tambah pada batik.”

“Sekaligus untuk menekan kerusakan lingkungan,” ungkapnya.

Ditjen IKMA tak henti mendorong para pelaku IKM fesyen, termasuk IKM batik untuk mulai beralih ke konsep fesyen yang inklusif dan berkelanjutan (sustainable fashion).

Konsep ini, lanjut Reni, mengedepankan nilai-nilai dari seluruh aspek atau pihak yang terlibat dalam industri tersebut, baik aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

“Dengan mengedepankan konsep berkelanjutan tersebut, industri batik dapat lebih bertahan dan melawan arus tren industri fesyen yang serba cepat dan menyumbang banyak limbah,” imbuhnya.

Selain itu, memberikan nilai tambah dan citra produk seiring dengan meningkatnya green lifestyle dan green consumerism.

BACA:

Dirjen IKMA juga menyampaikan bahwa:

  • Perkembangan gaya hidup sehat dan tren penggunaan produk yang ramah lingkungan semakin digandrungi oleh para generasi muda, khususnya generasi millenial dan generasi Z.

“Berbagai gaya hidup sehat, aktivitas olahraga, dan meningkatnya kesadaran akan kelestarian lingkungan telah menjadi budaya generasi muda yang juga harus diperhatikan oleh para pelaku industri,” tuturnya.

Dalam konteks industri batik, konsep tersebut bisa diaplikasikan di berbagai rantai pasok, misalnya di sektor produksi (hulu) yaitu:

  • Dengan menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Sementara di sektor hilir, yaitu dengan memanfaatkan limbah sisa produksi fesyen.

“Kami terus mengenalkan industri batik yang ramah lingkungan kepada IKM batik binaan Ditjen IKMA.”

“Sehingga dapat menekan jumlah limbah padat dan cair dari industri pakaian dan tekstil,” ujar Dirjen IKMA.

Sejalan upaya itu, pada 13-17 Juli 2024, Ditjen IKMA bersinergi dengan Yayasan Batik Indonesia (YBI) menggelar:

  • Program Pendampingan Teknis Produksi Pewarnaan Alam di Sentra IKM Batik Tasikmalaya, tepatnya di Gedung Pusat Pengembangan Industri Kerajinan Kota Tasikmalaya.

Acara tersebut juga merupakan bagian kegiatan yang diadakan dalam rangka menyambut Hari Batik Nasional yang digagas dan dilaksanakan bersama YBI.

Sebanyak 25 peserta perajin batik diberikan pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik pewarnaan alam, sekaligus cara pemasaran batik.

“IKM harus mengenal bahwa zat kimia yang selama ini mereka pakai dapat menghasilkan limbah yang harus diolah ulang dengan biaya tinggi.”

“Maka dari itu, kami perkenalkan dengan zat warna alam misalnya dari daun atau kulit pohon jati, daun indigo, kulit pohon mangga, dan sebagainya,” paparnya.

Reni menambahkan, penggunaan warna alam di industri batik membutuhkan waktu produksi yang lebih panjang.

Hal terpenting dalam penggunaan zat warna alam ini, yaitu adanya pencatatan hasil warna yang dihasilkan dari komposisi bahan baku yang tepat.

“Inilah tantangannya, bagaimana bisa memformulasikan berbagai level warna dari bahan baku alam,” ujarnya.

Irfan Laskito

Recent Posts

BAIK ART, SUN Contemporary, dan Galeri Gajah Hadir di Marina Bay Sands pada 17-19 Januari 2025

BisnisLife.com - ART SG, pameran seni internasional terkemuka Singapura dan Asia Tenggara, akan menampilkan 106…

2 hari ago

Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi

BisnisLife.com - Pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19…

2 hari ago

OCA Indonesia, Solusi Modern untuk Hubungan Lebih Personal dengan Pelanggan

BisnisLife – Dalam era digital yang serba cepat, hubungan antara pelanggan dan brand tidak lagi…

2 hari ago

Satu Tahun Bank Saqu, Nasabah Hampir 2 Juta Pengguna

BisnisLife.com - Memasuki satu tahun perjalanan, Bank Saqu, berhasil mencatatkan pencapaian positif dengan jumlah nasabah…

2 hari ago

Barang Tertinggal di KAI Senilai Lebih dari Rp11 Miliar

BisnisLife.com - KAI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, termasuk melalui layanan…

2 hari ago

Neraca Dagang Oktober 2024 Surplus USD 2,48 Miliar

BisnisLife.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus…

2 hari ago

This website uses cookies.