BisnisLife.com – Indonesia terus mengejar percepatan implementasi teknologi industri 4.0 dengan teknologi 5G agar industri bisa menekan cost atau biaya produksi.
Hal ini ditandai dengan peluncuran peta jalan Making Indonesia 4.0 pada 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Pemerintah fokus mendorong industri dalam negeri untuk memanfaatkan teknologi canggih dalam sistem produksinya agar dapat beroperasi dengan lebih efektif dan efisien menekan cost of production-nya.
Di era industri 4.0, beberapa teknologi utama yang diimplementasikan oleh industri antara lain kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), wearables, robotika canggih, dan 3D Printing.
Namun, tidak dapat dipungkiri jika penerapan teknologi ini sangat bergantung pada kemajuan teknologi telekomunikasi.
BACA:
“Di sinilah ekosistem 5G masuk sebagai jawaban untuk meningkatkan efektivitas penerapan teknologi industri 4.0.”
Menperin menyampaikan, jaringan 5G dapat memberikan kecepatan 20 kali lebih cepat dibandingkan dengan jaringan 4G.
Selain faktor kecepatan, jaringan 5G juga memiliki kelebihan latensi rendah dan bandwidth tinggi.
Kelebihan-kelebihan ini dapat dimanfaatkan oleh industri dalam negeri untuk mendesain sebuah sistem produksi.
Dan logistik berteknologi tinggi yang memiliki daya saing tinggi bahkan di level global.
“Berkembangnya infrastruktur teknologi 5G akan menjadi menjadi katalis penerapan industri 4.0.”
“Teknologi tersebut akan sangat berperan di connectivity layer sehingga perputaran data dan komunikasi antar mesin dapat berjalan di level yang jauh lebih kompleks,” papar Agus.
Cepat atau lambat, teknologi telekomunikasi 5G akan menjadi kebutuhan industri manufaktur di dalam negeri untuk dapat bersaing di level global.
Karenanya, Kemenperin terus berkomitmen untuk memacu perluasan ekosistem 5G, salah satunya dengan pembangunan 5G Innovation Center di Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI 4.0).
“Kami yakin kolaborasi yang baik antara Pemerintah dan para stakeholders merupakan kunci utama bagi percepatan ekosistem 5G di Indonesia,” kata Menperin.
Saat ini, Indonesia telah memiliki 13 perusahaan yang berkategori National Light House.
Perusahaan-perusahaan tersebut sudah menerapkan proses digitalisasi dalam proses produksinya masing-masing.
Salah satu perusahaan National Light House yang erat kaitannya dengan pengembangan teknologi informasi di Indonesia adalah Infineon, sebuah perusahaan yang memproduksi chip.
“Untuk mendukung industri semakin siap menerapkan industri 4.0, setiap tahunnya, Kemenperin menerbitkan Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0).”
“Sebagai standar acuan untuk mengukur tingkat kesiapan perusahaan untuk bertransformasi ke era industri 4.0,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menperin mengapresiasi komitmen Kota Surakarta yang sangat tinggi dalam pelayanan masyarakat dengan mendorong layanan 5G.
“Terbukti bahwa Solo menjadi kota pertama yang telah mengimplementasikan jaringan 5G.”
“Kami harap, apa yang telah dilakukan oleh kota ini agar dapat diduplikasi oleh kota-kota lain,” tutup Agus.
BisnisLife.com - ART SG, pameran seni internasional terkemuka Singapura dan Asia Tenggara, akan menampilkan 106…
BisnisLife.com - Pada sesi ketiga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Brasil pada Selasa, 19…
BisnisLife – Dalam era digital yang serba cepat, hubungan antara pelanggan dan brand tidak lagi…
BisnisLife.com - Memasuki satu tahun perjalanan, Bank Saqu, berhasil mencatatkan pencapaian positif dengan jumlah nasabah…
BisnisLife.com - KAI terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik bagi para pelanggan, termasuk melalui layanan…
BisnisLife.com - Neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus…
This website uses cookies.