Alat Kesehatan Indonesia Berhasil Bukukan Potensi Transaksi USD13,16 Juta
BisnisLife.com – Partisipasi Indonesia pada Pameran Arab Health 2024 berhasil membukukan potensi transaksi sebesar USD 13,16 juta.
Naik 43,83 persen dari nilai capaian transaksi tahun 2023. Pameran Arab Health 2024 merupakan pameran produk alat kesehatan terbesar di wilayah Timur Tengah dan Afrika.
Pameran tersebut berlangsung pada 29 Januari—1 Februari 2024 di Dubai World Trade Centre (DWTC), Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi, mengatakan:
“Indonesia berhasil membukukan potensi transaksi sebesar USD 13,16 juta di Pameran Arab Health 2024.”
“Nilai tersebut naik 43,83 persen dari capaian transaksi tahun 2023 yang tercatat sebesar USD9,15 juta.”
Nilai potensi transaksi tersebut terdiri atas transaksi potensial sebesar USD 12,08 juta, penandatanganan kontrak dagang antara PT Graha Tekno Medika dengan pembeli Prancis sebesar USD 1,07 juta (EUR 1 juta).
BACA:
Pesona Pulau Nirup di Kepulauan Riau Jadi Contoh Destinasi Hijau
Pelaksanaan Event Bisa Bangkitkan Pariwisata di Bali
KCIC Hadirkan 2 Intermoda Baru di Stasiun Whoosh Padalarang
Serta penandatanganan kontrak dagang antara PT Mega Andalan Kalasan (MAK) dengan enam pembeli yang berasal dari:
- Qatar, PEA, Bahrain, Etiopia, Oman, dan Republik Ceko sebesar USD 825 ribu untuk produk furnitur rumah sakit.
Jenis produk yang paling banyak diminati buyer selama pameran berlangsung yakni:
- Jarum suntik, sphygmomano meter dan stetoskop, peralatan rumah sakit, ceraspon, haemostatic sponge, serta pompa infus (infusion pump).
Adapun negara pembeli terbesar berasal dari Mauritius, Maroko,Persatuan Emirat Arab, India, dan Arab Saudi.
Menurut Didi, keikutsertaan Indonesia pada Pameran Arab Health merupakan salah satu upaya menangkap peluang terhadap permintaan alat kesehatan dunia.
“Promosi produk alat kesehatan Indonesia melalui Pameran Arab Health 2024 di Dubai merupakan upaya merespons tren permintaan pasar dunia.”
“Terhadap alat kesehatan selama lima tahun terakhir yang menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar rata-rata 4,56 persen per tahun,” ungkap Didi.
Selain itu, lanjut Didi, kinerja ekspor alat kesehatan Indonesia ke dunia juga mencatatkan pertumbuhan yang positif yakni sebesar 9,27 persen tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2021.
Sebanyak lebih dari 10.000 pembeli internasional telah mengunjungi Paviliun Indonesia.
Para buyer antara lain berasal dari berbagai negara seperti:
- Persatuan Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Australia, Singapura, Bangladesh, India, Pakistan, Mali, Sudan, Nigeria, Maroko, Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat.
Menurut Didi, peluang pasar global untuk alat kesehatan dunia termasuk furnitur rumah sakit masih cukup menjanjikan.
Hal ini dikarenakan revenue alat kesehatan global diproyeksikan tumbuh sebesar 5,70 persen rata-rata per tahun pada 2024—2028.
Sementara revenue furnitur perawatan kesehatan (healthcare furniture) global dalam delapan tahun mendatang (2024—2032) diproyeksikan tumbuh sebesar 4,8 persen per tahun.
Didi menyatakan, Kementerian Perdagangan terus mendorong peningkatan ekspor produk Indonesia ke negara mitra dagang melalui berbagai upaya.
“Upaya-upaya tersebut seperti promosi dagang;misi dagang, penjajakan bisnis (business matching), informasi pasar ekspor.”
“Serta pemanfaatan perjanjian dagang, termasuk ke PEA melalui Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-UAE CEPA).”
“Selain itu, pelaku usaha Indonesia dapat memanfaatkan Dubai sebagai hubungan bagi perdagangan di wilayah Timur Tengah, Afrika Utara, Eropa,dan Asia Selatan,” tutup Didi.