Skip to content
BisnisLife.com

BisnisLife.com

Info Bisnis & Lifestyle Terpercaya

Primary Menu
  • HOME
  • News
    • Pemerintahan
    • Pendidikan
  • bisnis
    • Industri
    • Bank
    • Finansial
    • Asuransi
    • Telko
    • UMKM
  • BUMN
  • Teknologi
  • Properti
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • TOKOH
  • Lifestyle
    • Selebritas
    • Beauty
    • Food
    • Komunitas
  • Showbiz
    • FILM
    • Musik
  • Travel
  • Hotel
search
  • Bisnis

Indonesia Berpotensi Tumbuhkan Industri Olahan Sagu

Irfan Laskito 31 Juli 2024
Industri olahan sagu

BisnisLife.com – Kementerian Perindustrian ‘Kemenperin’ terus mendorong percepatan pengembangan industri pengolahan sagu.

Hal ini agar dapat meningkatkan nilai tambah dan memacu penyerapan tenaga kerja dalam negeri yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya pada Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu di Jakarta, Senin (29/7), mengatakan:

“Pengoptimalan pemanfaatan dan pengembangan komoditas sagu dapat turut berkontribusi dalam penguatan perekonomian masyarakat Indonesia.”

Menperin mengemukakan, sagu dapat menjadi alternatif sumber karbohidrat dan industrinya dapat dikembangkan agar Indonesia menjadi salah satu pemasok pati terbesar di dunia.

“Indonesia sendiri pada tahun 2023 menduduki posisi ke-2, dengan nilai ekspor sekitar USD9 juta,” sebutnya.

Tercatat Indonesia memiliki potensi luas lahan sagu terbesar di dunia. Dari 6,5 juta ha lahan  olahandi seluruh dunia, sekitar 5,5 juta ha atau 85%-nya berada di Indonesia.

Sebaran lahan sagu terluas, sekitar 5,2 juta ha berada di Papua, yang saat ini pemanfaatannya masih rendah.

Menurut Business Research Insight pada tahun 2031, pertumbuhan pasar pati sagu secara global diproyeksikan mencapai USD 557,13 juta.

“Hilirisasi industri sagu diharapkan tidak hanya berhenti sampai di pati sagu, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan produk hilir lainnya,” imbuh Agus.

Selanjutnya, sagu dapat diolah menjadi beragam produk, mulai dari produk pangan seperti pati sagu, mi, beras analog, modified starch, sampai dengan produk non-pangan seperti bio packaging.

Penguatan riset dan inovasi produk diharapkan juga dapat mendukung pengembangan hilirisasi sagu.

Menperin menyebutkan, sagu merupakan salah satu komoditas yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan guna mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.

Selain itu, sagu adalah tanaman asli Indonesia yang menghasilkan pati paling besar dibandingkan dengan tanaman penghasil pati lainnya.

“Sagu juga merupakan komoditas yang ramah lingkungan karena memiliki laju penyerapan CO2 yang tinggi.”

“Sehingga menjadi salah satu kontributor perlambatan global warming,” imbuhnya.

Oleh karenanya, Kemenperin berkomitmen untuk terus meningkatkan hilirisasi komoditas sagu melalui pengembangan diversifikasi produk.

Fasilitasi kerja sama antara industri pengolahan sagu dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi TKDN.

Dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan sagu.

Selain itu, Kementerian Perindustrian berupaya untuk selalu bersinergi dengan pemangku kepentingan lainnya, dari pusat maupun daerah.

Hal ini sebagai langkah mendorong percepatan pengembangan industri pengolahan sagu.

“Kami sangat terbuka terhadap usulan-usalan kebijakan agar industri pengolahan sagu dapat terus tumbuh di Indonesia,” ujar Agus.

BACA:

  • Briket dan Minyak Kelapa Sebagai Potensi Energi Alternatif Masa Depan

Simposium Nasional Industri Pengolahan Sagu ini melibatkan 14 narasumber yang berasal dari instansi pemerintah, akademisi dan praktisi.

Selain itu, juga diadakan pameran yang berlokasi di Plaza Pameran Industri dan diikuti oleh 21 peserta yang terdiri dari 3 instansi pusat, 5 instansi daerah, dan 13 pelaku usaha pengolahan sagu.

Pada kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pengembangan Beras Analog Sagu Instan antara Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan.

Serta Kementerian Perindustrian dengan Pusat Riset Agroindustri, Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, mengatakan:

“Penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen dan keseriusan dari pemerintah untuk mendorong hilirisasi pengembangan industri pengolahan sagu, dalam hal ini beras analog berbasis sagu.”

Post navigation

Previous: 13 Perusahaan Indonesia Raih Penghargaan ESG Award 2024 dari KEHATI
Next: Ini Tarif Jalan Tol Cimanggis – Cibitung Seksi 2B

berita terkait

JCI Indonesia Gelar National Convention 2025 di Semarang
  • Bisnis

JCI Indonesia Gelar National Convention 2025 di Semarang

Irfan Laskito 13 Oktober 2025
Ilustrasi pabrik Dekarbonisasi Sektor Industri kemenperin investasi smelter industri makanan pmi manufaktur ekonomi nasional hidrogen TKDN produsen alas kaki kualitas data industri emisi
  • Bisnis

Sikap Aliansi Ekonom Indonesia Tentang TKDN

Irfan Laskito 12 September 2025
Harbolnas 2025
  • Bisnis

Harbolnas 2025, Mendag Target 35 Triliun Penjualan Produk Lokal

Irfan Laskito 9 September 2025

Highlights

IMG-20251023-WA0013
  • Food

Mi Karee Hadirkan Beragam Menu Spesial yang Wajib Dicoba

Irfan Laskito 23 Oktober 2025
SOFTEX
  • EDITOR PICK
  • Kesehatan
  • Lifestyle

Softex Beary Cool Hadirkan Inovasi Cooling Sensation untuk Nyaman Saat Menstruasi

Ochi April 22 Oktober 2025
iQOO Z10R (1)
  • EDITOR PICK
  • Teknologi

iQOO Siap Rilis Z Series Terbaru dengan Chipset Mediatek Pertama

Ochi April 21 Oktober 2025
JCI Indonesia Gelar National Convention 2025 di Semarang
  • Bisnis

JCI Indonesia Gelar National Convention 2025 di Semarang

Irfan Laskito 13 Oktober 2025
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Kontak
  • Kebijakan Privasi
Copyright ©BisnisLife All rights reserved. | MoreNews by AF themes.
Go to mobile version