Skip to content
BisnisLife.com

BisnisLife.com

"Bisnis & Lifestyle"

Primary Menu
  • Bisnis
  • Industri
  • Lifestyle
  • Travel
  • Hotel
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Teknologi
  • Home
  • Bisnis
  • Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan di Tengah Penurunan Ekspor
  • Bisnis

Indonesia Catat Surplus Neraca Perdagangan di Tengah Penurunan Ekspor

Irfan Laskito 19 Juli 2024
Ilustrasi perdagangan kontainer pelabuhan FATF perundingan EAEU Indonesia ekspor manufaktur wto Australia Trade Expo Indonesia permendag

Ilustrasi perdagangan kontainer pelabuhan. Sumber: Pexels.

BisnisLife.com – Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Juni 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 2,39 miliar.

Surplus ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar USD 4,43 miliar dan defisit migas sebesar USD 2,04 miliar.

Surplus Neraca Perdagangan Indonesia ini melanjutkan tren surplus secara beruntun selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Secara kumulatif pada semester I (Januari–Juni) 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 15,45 miliar.

Surplus ini lebih rendah dari surplus periode yang sama tahun sebelumnya dengan nilai USD 19,92 miliar.

Surplus semester I 2024 terdiri dari surplus non migas sebesar USD 25,55 miliar dan defisit migas sebesar USD 10,11 miliar.

“Kemendag optimis tren surplus ini dapat dipertahankan meskipun surplus neraca perdagangan Indonesia Semester I 2024 turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.”

“Momentum ini harus dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor melalui sejumlah strategi,” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Mendag Zulkifli Hasan menyebut, beberapa strategi tersebut, diantaranya dengan memperkuat transformasi struktur ekspor serta memperluas pasar ekspor ke ASEAN, Timur Tengah, Afrika,dan Amerika Latin.

“Kemendag juga memperkuat peran perwakilan perdagangan luar negeri dan digitalisasi perdagangan,” imbuhnya.

BACA:

  • PNM Menghentikan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Mudharabah

  • Cara Pemerintah Basmi Impor Ilegal

Dijelaskan Mendag Zulkifli Hasan, selama Juni 2024, negara-negara mitra dagang utama seperti:

  • India, Amerika Serikat (AS), dan Filipina masih menyumbang surplus perdagangan terbesar dengan total mencapai USD 3,16 miliar.

Sementara penyumbang defisit perdagangan terdalam adalah Singapura, Tiongkok, dan Australia dengan total defisit sebesar USD 2,27 miliar.

Harga Komoditas Turun, Ekspor MelemahPada Juni 2024, ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 20,84 miliar.

Nilai ini turun 6,65 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM), tetapitetap mengalami peningkatkan sebesar 1,17 persen dibanding Juni tahun sebelumnya (YoY).

Pelemahan ekspor pada Juni 2024 dipicu pelemahan ekspor nonmigas sebesar 6,20 persen dan migas sebesar 13,24 persen dibandingkan Mei 2024 (MoM).

Secara rinci, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, pelemahan kinerja ekspor terjadi pada seluruh sektor.

Pertambangan menjadi sektor yang mengalami kontraksi terdalam sebesar 25,09 persen, diikuti pertanian sebesar 1,49 persen, dan industri pengolahan sebesar 1,44 persen (MoM).

“Penurunan harga komoditas global, terutama komoditas ekspor utama Indonesia,mempengaruhi dinamika ekspor Juni 2024.”

“Dibanding bulan sebelumnya (MoM), harga komoditas batu bara turun 4,87 persen;nikel 10,67 persen; tembaga 4,84 persen.”

“Serta emas 1,05 persen,” ungkap Mendag Zulkifli Hasan.

Beberapa produk dengan penurunan ekspor terdalam pada Juni 2024, diantaranya:

  • Logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) turun 45,76 persen;
  • Nikel dan barang dari padanya (HS 75) 25,20 persen;
  • Ampas/sisa industri makanan (HS 23) 19,56 persen;
  • Alas kaki (HS 64) 18,96 persen; serta
  • Berbagai produk kimia (HS 38) 14,43 persen (MoM).

Di tengah penurunan tersebut, ekspor beberapa produk nonmigas Indonesia justru mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Beberapa produk tersebut di antaranya:

  • Lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang naik signifikan sebesar 68,06 persen;
  • Barang dari besi dan baja (HS 73) 46,33 persen;
  • Timah dan barang dari padanya (HS 80) 38,82 persen;
  • Pulp dari kayu (HS 47) 22,70 persen;
  • Pakaian dan aksesorinya (rajutan) (HS 61) 7,67 persen.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, Tiongkok, AS, dan India masih menjadi pasar utama ekspor non migas Indonesia pada Juni 2024 dengan total mencapai USD 8,46 miliar.

Ketiga negara ini memiliki kontribusi sebesar 43,14 persen terhadap total ekspor nonmigas nasional.

Dari segi tujuan ekspor nonmigas, pada Juni 2024 terjadi peningkatan signifikan untuk beberapa negara dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Beberapa mitra dagang tersebut yakni:

  • Inggris yang naik 113,29 persen,
  • Mesir (97,73 persen),
  • Pakistan (66,92 persen),
  • Taiwan (34,21 persen),
  • Arab Saudi (23,11 persen).

Di sisi lain, penurunan kinerja ekspor non migas Indonesia terjadi ke sejumlah negara mitra dagang seperti:

  • Spanyol yang turun 51,92 persen,
  • Jerman turun 34,87 persen,
  • Jepang turun 30,14 persen,
  • Turki turun 26,68 persen,
  • Kanada turun 23,76 persen.

“Penurunan kinerja ekspor Indonesia Juni 2024 juga dipicu tren ekspor ke beberapa negara mitra dagang utama Indonesia. ucap Mendag”

Pada Januari 2023 – Juni 2024, tren ekspor ke:

  • Tiongkok turun 0,71 persen per bulan;
  • Jepang turun 0,92 persen;
  • Malaysia turun 0,95 persen;
  • Thailand turun 0,47 persen;
  • Singapura turun 1,89 persen

Dari segi kawasan, beberapa tujuan ekspor menunjukkan penurunan ekspor non migas.

Penurunan terdalam dibanding bulan sebelumnya (MoM) terjadi di:

  • Eropa Selatan yang turun 28,38 persen, diikuti Asia Barat (21,97 persen), Eropa Barat (20,19 persen), Eropa Timur (19,04 persen), dan Afrika Barat (15,73 persen).

Namun demikian, beberapa kawasan tetap menunjukkan peningkatan pada Juni 2024 dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Peningkatan ekspor non migas tertinggi terjadi di kawasan:

  • Afrika Selatan yang baik 62,44 persen, diikuti Afrika Timur (57,73 persen), Asia Tengah (50,72 persen), Eropa Utara (49,29 persen), dan Afrika Utara (41,32 persen).

Sementara, pada semester I 2024, total ekspor Indonesia mencapai USD 125,09 miliar, turun 2,77 persen dibanding periode yang sama tahun lalu (YoY).

Penurunan ini disebabkan pelemahan ekspor non migas sebesar 3 persen dan penguatan ekspor migas sebesar 0,77 persen.

Impor Bahan Baku/Penolong dan Barang Modal Turun Dari sisi impor, nilai impor Juni 2024 tercatat sebesar USD 18,45 miliar, turun 4,89 persen dibandingkan Mei 2024 (MoM).

Namun meningkat 7,58 persen dibandingkan Juni 2023 (YoY).

Penurunan dibanding Mei didorong penurunan impor nonmigas sebesar 8,83 persen dan kenaikan impor migas sebesar 19,01 persen (MoM).

Kenaikan impor yang cukup tinggi disebabkan peningkatan impor minyak mentah sebesar 34,64 persen dan hasil minyak sebesar 12,17 persen.

Penurunan impor Juni 2024 terjadi pada bahan baku/penolong sebesar 3,41 persen dan barang modal sebesar 14,51 persen dibanding bulan sebelumnya (MoM).

Sedangkan, impor barang konsumsi naik sebesar 2,48 persen.

Secara rinci, barang modal dengan penurunan impor terbesar terjadi pada telepon pintar (smartphone), pesawat udara, unit penyimpanan, penerima portabel (portable receiver), serta mesin untuk membuat pulpdari bahan serat selulosa.

Sementara itu, bahan baku/penolong dengan penurunan impor signifikan di antaranya:

  • Terjadi pada gula tebu lainnya, bahan bakarminyak, bungkil dan residu padat lainnya, p-silena, serta bagian dari peralatan transmisi telepon seluler.

Sedangkan, kenaikan terbesar pada impor barang konsumsi terutama berasal dari:

  • Bahan bakar kendaraan bermesin diesel, vaksin untuk manusia, sepatu dengan sol luar dan bagian atas dari karet atau plastik, mesin pendingin ruangan, sertasedan.

“Kontraksi impor secara bulanan dipengaruhi penurunan aktivitas manufaktur dalam negeri pada Juni 2024.”

“Hal ini tecermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang turun menjadi 50,70 pada Juni 2024 dari bulan sebelumnya sebesar 52,1,” terang Mendag Zulkifli Hasan.

Beberapa produk utama impor nonmigas Indonesia dengan kontraksi terdalam secara bulanan pada Juni 2024 ini, antara lain:

  • Gula dan kembang gula (HS 17) yang turun 35,72 persen;
  • Ampas/sisa industri makanan (HS 23) 28,31 persen;
  • Filamen buatan (HS 54) 22,93 persen;
  • Kertas, karton, dan barang dari padanya (HS 48) 20,15 persen;
  • pupuk (HS 31) 17,76 persen (MoM).

Sedangkan, produk impor dengan kenaikan tertinggi pada Juni 2024,di antaranya:

  • Perangkat optik, fotografi, sinematograf (HS 90) yang naik 64,69 persen;
  • Susu, mentega, dan telur (HS 04) 14,75 persen;
  • Karet dan barang dari karet (HS 40) 10,58 persen;
  • Biji dan buah mengandung minyak (HS 12) 5,50 persen;
  • Minyak atsiri, kosmetik, dan wangi-wangian (HS 33) 5,16 persen (MoM).

Berdasarkan negara asal, pada Juni 2024, impor non migas Indonesia didominasi Tiongkok, Jepang, dan Singapura dengan nilai mencapai USD7,40 miliar atau 48,75 persen dari total impor Indonesia.

Sementara itu, negara asal impor non migas dengan penurunan terdalam pada Juni 2024 dibanding bulan sebelumnya (MoM),antara lain:

  • Australia yang turun 28,43 persen,
  • Argentina turun 24,43 persen,
  • Taiwan turun 24,07 persen,
  • AS turun 23,51 persen,
  • Inggris turun 20,13 persen.

Sebaliknya, negara asal impor non migas dengan peningkatan signifikan yaitu:

  • Prancis sebesar 50,36 persen,
  • Oman (33,82 persen),
  • Hong Kong (32,78 persen),
  • Ukraina (20,75 persen),
  • Singapura (14,63 persen).

Selama semester I 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD 109,64 miliar atau naik tipis 0,84 persen dibanding periode sebelumnya.

Kenaikan tersebut ditopang naiknya impor migas sebesar 8,22 persen di tengah kontraksi impor nonmigas sebesar 0,49 persen (YoY).

Continue Reading

Previous: Begini Cara Membedakan Pelumas Asli dan Palsu dari Pertamina Lubricants
Next: Honda Perkenalkan Mobil Listrik Pertama untuk Indonesia

Related News

Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato kunci pada Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025.
  • Bisnis

Presiden Buka Keterlibatan Swasta untuk Pembangunan Infrastruktur Nasional

Irfan Laskito 15 Juni 2025
Pertamina
  • Bisnis

Pertamina RUPS, Catatkan Pendapatan Rp1.194 Triliun

Irfan Laskito 13 Juni 2025
Ilustrasi Dagang, pelabuhan, kontainer, investasi barang impor nilai ekspor industri halal manufaktur Surplus Neraca Perdagangan kemenperin Linting Kertas Sigaret Tim P3DN impor
  • Bisnis

Indonesia dan Jepang MoU Perdagangan Senilai USD 200,8 Juta

Irfan Laskito 13 Juni 2025

YOUTUBE

LIFESTYLE

  • Mandiri Bintan Marathon 2025
    Tiket Mandiri Bintan Marathon 2025 Mulai Rp300.000
    oleh Irfan Laskito
  • anggota KrisFlyer Singapore Airlines ed sheeran konser
    Akses Prioritas Anggota KrisFlyer Konser Jacky Cheung 2025 di Singapura
    oleh Irfan Laskito
  • UNIQLO KIDS - 1
    5 Ide Liburan Sekolah Seru dan Edukatif untuk Si Kecil
    oleh Ochi April
  • Richard Mille RM 43-01 Tourbillon Split-Seconds Chronograph Ferrari
    Richard Mille dan Ferrari Hadirkan Jam Tangan Mewah
    oleh Irfan Laskito

BISNIS

  • Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato kunci pada Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025.
    Presiden Buka Keterlibatan Swasta untuk Pembangunan Infrastruktur Nasional
    oleh Irfan Laskito
  • Pertamina
    Pertamina RUPS, Catatkan Pendapatan Rp1.194 Triliun
    oleh Irfan Laskito
  • Ilustrasi Dagang, pelabuhan, kontainer, investasi barang impor nilai ekspor industri halal manufaktur Surplus Neraca Perdagangan kemenperin Linting Kertas Sigaret Tim P3DN impor
    Indonesia dan Jepang MoU Perdagangan Senilai USD 200,8 Juta
    oleh Irfan Laskito
  • Ekspor Alas Kaki ke India
    Ekspor Alas Kaki Naik 13,80 persen Dibandingkan Tahun Lalu
    oleh Irfan Laskito

More News

saldo Reward BCA miles
  • Finansial

Tukar BCA Reward Jadi JAL Miles, GarudaMiles, KrisFlyer & Airasia Points

Irfan Laskito 16 Juni 2025
Presiden Prabowo Subianto memberikan pidato kunci pada Konferensi Internasional Infrastruktur Tahun 2025 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, pada Kamis, 12 Juni 2025.
  • Bisnis

Presiden Buka Keterlibatan Swasta untuk Pembangunan Infrastruktur Nasional

Irfan Laskito 15 Juni 2025
Cathay Group Sukses capai 100 Destinasi
  • Travel

Cathay Group Capai 100 Destinasi Dunia di Juni

Arga Putra 15 Juni 2025
MOU Tourism Australia Dengan Dwidaya Tour
  • Homepage
  • Travel

Tourism Australia Gandeng Dwidaya Tour untuk Promosikan Wisata Australia di Indonesia

Ochi April 14 Juni 2025
  • Kebijakan Privasi
  • Redaksi
  • Tentang
  • Kontak
Copyright BisnisLife 2025 © All rights reserved. | MoreNews by AF themes.
Go to mobile version