Semua Hal Tentang Migrain dan Solusinya
BisnisLife.com – Saat sakit kepala menyerang dengan gejala utamanya berupa nyeri yang berdenyut-denyut, maka hal itu disebut sebagai migrain.
Walau dapat sembuh dengan sendirinya, namun penyakit ini bisa datang pergi dalam waktu dekat. Penyebab migrain sering kambuh semacam ini pun bisa diakibatkan oleh banyak hal.
Di Amerika Serikat, migrain menyerang setidaknya 30 juta orang per tahunnya. Puncak serangannya sendiri terjadi pada usia produktif sejak seseorang berumur 25 tahun.
Nah, untuk tahu lebih lanjut seputar penyakit ini maka silakan simak rinciannya berikut, seperti diungkapkan dr. Feliana, Sp. N, Spesialis Neurologi, Primaya Hospital Semarang.
BACA:
10 Manfaat Buah Anggur untuk Kesehatan Tubuh
Kolesterol Jahat ‘LDL’ Dapat Diturunkan Dengan Makanan Ini
6 Dampak Lingkungan Ini Berpengaruh Pada Kesehatan Reproduksi
Apa itu Migrain?
Migrain atau migraine adalah nyeri kepala kompleks yang kerap terjadi berulang-ulang yang kadang disertai dengan aura (dapat berupa gangguan sensori atau visual).
Saat terkena penyakit ini, maka penderita kerap memiliki sensitivitas tinggi terhadap cahaya, bau, suara, hingga sentuhan.
Sebagian orang mengenal migraine sebagai gejala sakit kepala sebelah.
Namun, kondisi ini juga dapat terjadi pada kedua sisi kepala. Gejala yang terasa yakni berupa rasa nyeri berdenyut atau sakit kepala seperti ditusuk-tusuk.
Walau lebih rentan menyerang usia produktif, namun migraine dapat terjadi pada semua usia mulai dari anak-anak hingga lansia.
Dalam dunia medis, migrain sendiri tergolong penyakit kompleks dan sering terjadi berulang kali sehingga butuh diagnosis yang mendalam untuk perawatannya.
Setiap orang memiliki sebab terkena migraine yang berbeda-beda, termasuk frekuensi serangannya.
Hasil penelitian tahun 2018 menunjukkan bahwa lebih dari 15% orang dewasa di US mengalami migraine selama beberapa kali dalam 3 bulan terakhir.
Bila dibedakan berdasarkan jenisnya, maka terdapat beberapa tipe migraine yakni:
Migraine dengan aura
Migraine tanpa aura
Aura migraine tanpa sakit kepala
Migraine kronik
Sementara itu, WHO (World Health Organization) sendiri mengungkapkan bahwa penyakit kepala ini punya prevalensi rata-rata di seluruh dunia sebesar 18%.
Kondisi ini banyak ditemui di Asia Tenggara, Amerika, Eropa, dan Pasifik Barat.
Sebanyak 70 – 80% penderita migrain punya riwayat keluarga. Namun, etiologi atau penyebab pastinya sendiri belum diketahui secara pasti.
Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit ini punya ikatan genetik yang kuat.
Contohnya pada tipe migraine FHM (famililal hemiplegic migraine) yang menyerang mereka dengan defek genetik untuk jenis kromosom 1, 2, dan 19.
Penyebab Sering Kambuh
Selama beberapa puluh tahun terakhir, secara patofisiologi migrain disepakati atas adanya proses disregulasi vaskular.
Akan tetapi, baru-baru ini ditemukan teori bahwa migrain diakibatkan oleh vasokonstriksi intrakranial, aktivasi saraf nosiseptif, serta vasodilatasi rebound.
Ini dia ragam penyebab sering kambuh lainnya:
Faktor psikologis atau emosi
Perubahan hormon
Ketegangan pada leher
Kelelahan atas aktivitas b erat
Kurang istirahat
Makan tidak teratur
Makan-makanan pemicu
Terkena cahaya yang sangat terang
Layar HP atau TV yang flick (berkedip)
Aroma yang menyengat
Bunyi-bunyian kencang
Pil kontrasepsi
Obat tidur
Obat terapi hormon
Penderita gangguan bipolar
Penderita epilepsi
Gejala
Seseorang dikatakan terkena migrain apabila merasakan beberapa gejala seperti berikut ini:
Nyeri kepala dari sedang hingga berat
Nyeri kepala sebelah sisi maupun dua sisi
Sensasi berdenyut-denyut pada kepala
Diikuti rasa mual dan muntah
Nyeri semakin parah oleh aktivitas fisik
Sensitif terhadap cahaya, bau, suara, sentuhan
Tumbuh yang lelah dan lemah
Penglihatan terasa kabur
Pingsan (jarang terjadi)
Cara Dokter Mendiagnosa
Terdapat 3 tahapan yang kerap dokter gunakan untuk mendiagnosis terjadinya migrain sering kambuh pada pasien.
Berikut di antaranya:
- Wawancara medis
- Cek fisik lengkap
- Pemeriksaan penunjang bila dibutuhkan untuk menyingkirkan nyeri kepala sekunder
Komplikasi
Pasien penderita migrain dapat mengalami beberapa komplikasi seperti halnya:
Stroke
Kejang
Aura memanjang
Status migrainosus
Gangguan psikologis
Pencegahan
Agar terhindari dari migrain atau agar gejala yang ditimbulkan tidak semakin parah, maka bisa melakukan upaya pencegahan seperti:
Rutin berolahraga
Kurangi makanan instan
Jauhi stres fisik maupun mental
Stop merokok
Hindari alkohol
Kurangi kafein (kopi)
Istirahat yang cukup
Pengobatan
Dokter akan melakukan beberapa penangan seperti:
Pemberian obat pereda sakit
Konsumsi triptan
Obat-obatan antimual
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter spesialis saraf apabila frekuensi migrain sangat sering, terjadi nyeri yang parah, dan aura yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Waspadai juga bila migrain berakibat pada kesulitan bicara, demam tinggi, lumpuh sebagian, kejang, leher kaku, sakit kepala tak tertahankan, ruam, dan penglihatan ganda.