Penataan Ekosistem Logistik Nasional di Bandara Juanda Surabaya

0
Bandara Juanda Surabaya

Bandara Juanda Surabaya

BisnisLife.com – Bandara Juanda Surabaya, ditetapkan sebagai pilot project implementasi Program Penataan Ekosistem Logistik Nasional atau National Logistics Ecosystem (NLE).

Bandara Juanda Surabaya sekaligus menjadi bandara Angkasa Pura Airports dan bandara pertama di Indonesia yang menerapkan Program NLE.

Program NLE merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja logistik nasional, memperbaiki iklim investasi, serta meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

Program ini diatur melalui Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional.


BACA:


Direktur Komersial dan Pelayanan Angkasa Pura Airports Dendi T Danianto, mengatakan:

“Angkasa Pura Airports selaku pengelola Bandara Juanda Surabaya berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya implementasi Program NLE.”

“Dengan tujuan utama untuk meningkatkan efisiensi proses distribusi kargo dan logistik nasional.”

“Dengan proses bisnis yang semakin efisien, maka hal ini akan turut berdampak positif terhadap efektivitas layanan kargo, peningkatan cargo throughput.”

“Serta pada akhirnya bermuara pada peningkatan pendapatan perusahaan.”

Melalui penetapan ini, Bandara Juanda Surabaya mulai menerapkan pilar keempat dari Program NLE, yakni penataan tata ruang kepelabuhan dan jalur distribusi barang.

Implementasi dari pilar keempat ini adalah melalui penerapan Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) sebagai lokasi joint inspection pemeriksaan Bea Cukai dan Karantina, serta stakeholders terkait.

Dendi juga menambahkan, fasilitas TPFT di Bandara Juanda Surabaya saat ini telah selesai 100% secara fisik.

Serta telah mempersiapkan prosedur baru terkait pergerakan barang yang telah disepakati oleh para stakeholders.

Angkasa Pura Airports juga telah menyampaikan perubahan lay-out Daerah Keamanan Terbatas (DKT) kepada Direktorat Keamanan Penerbangan (Dirkampen).

Melalui implementasi TPFT tersebut, proses bisnis pelayanan logistik di Bandara Juanda Surabaya menjadi lebih efisien, yakni:

  • Melalui pengurangan proses bisnis dari 8 proses menjadi 6 proses,
  • Pengurangan titik bongkar muat dari 3 titik menjadi 1 titik,
  • Pengurangan proses pembongkaran logistik dari 2 proses menjadi 1 proses,
  • Pengurangan dokumen fisik dari 4 dokumen menjadi 2 dokumen,
  • Diharapkan akan memberikan dampak terhadap penurunan biaya pemeriksaan kargo sebesar 30-40%.

“Simplifikasi dan efisiensi proses bisnis di Tempat Pemeriksaan Fisik Terpadu (TPFT) ini menjadi salah satu kunci dari peningkatan pelayanan kargo dan logistik di Bandara Juanda Surabaya.”

“Ke depannya, Angkasa Pura Airports akan mulai menerapkan program ini di tiga bandara lain yang termasuk ke dalam bandara prioritas implementasi Program NLE.”

“Yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan, serta Bandara Sultan Hasanuddin Makassar,” lanjut Dendi.

Dalam mendukung Program NLE, Angkasa Pura Airports juga telah menerapkan Cargo Integrated System (CIS) 2.0, yakni sistem yang mendukung digitalisasi proses bisnis di terminal kargo bandara.

Per 1 November, Angkasa Pura Airports telah menerapkan CIS 2.0 di 10 bandara, serta ditargetkan akan diimplementasikan di 14 bandara mulai 1 Januari 2024 mendatang.

“Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah dilaksanakan ini, akan berdampak positif terhadap seluruh proses layanan kargo dan logistik di bandara-bandara Angkasa Pura Airports.”

“Yang pada akhirnya akan memberikan multiplier effect positif terhadap jaringan distribusi kargo dan logistik secara nasional,” tutup Dendi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *