Kematian Akibat Kanker Serviks Tinggi, Cegah dengan Imunisasi HPV

0
Kelas Jurnalis 2023 tentang kanker serviks

Kelas Jurnalis 2023 tentang kanker serviks

BisnisLife.com – Kanker serviks atau kanker leher rahim masih menjadi salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi dan beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia.

Kanker serviks menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi wanita dengan kasus kanker terbanyak setelah kanker payudara, yaitu sekitar 36.633 kasus baru atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia pada 2021.

“Keberhasilan program eliminasi kanker serviks memerlukan dukungan dan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk jurnalis dan media,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya.

Budi Gunadi memberikan apresiasi kepada PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia, yang menyelenggarakan kegiatan acara Kelas Jurnalis bersama Kemenkes dan MSD, di Jakarta, Selasa 14 November 2023.

Diharapkan dapat meningkatkan pemahaman jurnalis tentang pencegahan kanker ini, yang selanjutnya akan membantu menyebarkan kesadaran ini kepada masyarakat.

“Dengan demikian, diharapkan target cakupan imunisasi HPV bagi 2,9 juta anak usia sekolah dasar kelas 5 dan 6, serta target deteksi dini dapat tercapai,” tuturnya.

Pencegahan

Di momen Hari Kesehatan Nasional, MSD Indonesia bersama Kementerian Kesehatan menggelar kegiatan edukasi bagi rekan jurnalis terkait urgensi peningkatan pemahaman seputar imunisasi HPV sebagai upaya pencegahan penyebaran kanker ini di Indonesia.

Mengusung tema ‘Perluas Cakupan, Perkuat Kesadaran: Bersama Capai Generasi Bebas Kanker Serviks’.

Turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini:

  • Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM.
  • Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan,
  • dr. Keven Tali, Sp. OG; Dokter Spesialis Anak,
  • dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A; serta
  • Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Mellisa Handoko Wiyono.

BACA:

Sejalan dengan upaya Kemenkes, komitmen untuk membantu mengeliminasi penyebaran kanker ini di Indonesia juga ditunjukkan oleh MSD Indonesia.

“MSD berkerja sama dengan Kemenkes melakukan edukasi berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang infeksi HPV.”

“Agar dapat mendorong masyarakat untuk makin proaktif dalam menjaga kesehatannya, utamanya untuk mencegah kanker serviks,” kata Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou.

Ia menambahkan, MSD juga mendukung tenaga Kesehatan untuk semakin aktif memberikan edukasi mengenai imunisasi HPV.

“Kami percaya setiap orang berhak mendapatkan akses informasi yang kredibel, serta akses mendapatkan imunisasi HPV sebagai langkah pencegahan penyebaran kanker serviks,” ujar George Stylianou.

Tingkat kematian kanker serviks tinggi

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, MKM mengatakan:

“Tingkat kematian jika seseorang sudah dinyatakan kanker ini cukup tinggi, karena umumnya penderita datang sudah terlambat.”

Data tahun 2020 menunjukkan ada 33.633 kasus baru dengan kematian sebanyak 21.003 orang. Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang paling murah.

“Karena jika sudah terinfeksi kanker serviks sudah pasti mahal biayanya. Untuk itu, Kemenkes terus melakukan perluasan imunisasi HPV secara nasional,” kata dia.

Saat ini, imunisasi HPV tahun 2023 melalui program BIAS baru mencapai 65,5%.

Untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90%.

“Inilah mengapa, kesadaran bagi orang tua untuk memanfaatkan program imunisasi HPV nasional perlu terus diperkuat.”

“Guna melindungi anak-anak dari risiko kanker serviks di masa depan.”

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Keven Tali, Sp. OG menambahkan:

“Pemberian imunisasi HPV disarankan diberikan pada perempuan yang belum menikah atau belum aktif secara seksual agar perlindungannya bekerja lebih baik.”

“Meski demikian, bagi perempuan menikah yang belum terpapar HPV, imunisasi ini juga penting dilakukan, meski dengan dosis yang berbeda,” sambungnya.

Bagi wanita usia subur (WUS) usia 30 – 50, World Health Organization (WHO) juga merekomendasikan untuk melakukan skrining kanker serviks secara rutin, untuk mendeteksi infeksi HPV sebagai penyebab utama kanker serviks.

Masyarakat masih enggan skrining

Sayangnya, masih ada keengganan di tengah masyarakat untuk melakukan skrining dan mendapatkan imunisasi HPV.

Pada tahun 2023, cakupan skrining di Indonesia hanya mencapai 7,02% dari target 70%.

Masih banyaknya informasi tidak tepat seputar kanker ini dan imunisasi HPV turut andil dalam kondisi ini..

“Atau bahwa imunisasi kanker serviks bisa menyebabkan kemandulan, menjadi beberapa informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat,” kata Dokter Spesialis Anak, dr. Kurniawan Satria Denta, M.Sc, Sp.A.

Karenanya, sambung dia penting bagi orang tua untuk memahami dengan baik manfaat imunisasi HPV guna melindungi anak dari risiko kanker serviks di masa yang akan datang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *