
Bisnislife.com – Kabar membanggakan datang dari salah satu sineas Indonesia. Sutradara Kamila Andini baru saja di umumkan sebagai salah satu Oscar voter di Academy of Motion Picture Arts and Sciences.
Lembaga yang dikenal sebagai The Academy ( dan dikenal luas sebagai penyelenggara Oscar ) ini, adalah organisasi internasional perfilman, yang terdiri dari beragam profesi seperti sutradara, aktor, penulis, produser, teknisi, dan seniman film lain.
Terkait berita baik ini, Forka Films sebgai tempat Kamila bernanung, dengan bangga mengumumkan bahwa sutradara film Yuni dan Gadis Kretek itu, adalah sineas feature film perempuan pertama Indonesia, yang terpilih menjadi anggota The Academy di 2025.
Di sana, ia akan bersanding bersama sederet tokoh ternama lain seperti Ariana Grande, Jason Momoa, hingga Kieran Culkin.
Sebagai mitra kreatif utama di Forka, Kamila sendiri telah menjadi kekuatan pendorong, dalam menghadirkan cerita-cerita sinematik yang berakar pada budaya Indonesia namun `bicara` secara universal. Ia konsisten mengangkat narasi tentang perempuan, komunitas adat, serta generasi muda dengan sensitivitas kuat dan estetika khas.
“Menjadi bagian dari Academy bukan hanya prestasi pribadi, tapi juga langkah penting untuk membawa cerita perempuan Indonesia ke panggung global,” ujar Kamila.
Membawa Perspektif Baru
Ifa Isfansyah, CEO Forka Films menambahkan, terpilihnya Kamila sebagai anggota Academy adalah pencapaian penting, tidak hanya bagi dirinya, juga bagi sinema Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya.
“Kami di Forka percaya, keterlibatannya di Oscar akan membawa perspektif baru dari Asia ke dalam lansekap perfilman global,” ujarnya.
Kamila Andini yang lahir di Jakarta pada tahun 1986, menempuh pendidikan di Deakin University, Melbourne dan meraih gelar di bidang Sosiologi dan Media Arts.
Pendidikan ini menjadi fondasi bagi kepeduliannya terhadap isu sosial, budaya, kesetaraan gender, serta lingkungan tema-tema yang konsisten muncul dalam karya-karyanya. Ia dikenal sebagai salah satu sutradara perempuan berpengaruh di Indonesia.
Debut panjangnya ada di The Mirror Never Lies (2011) menyoroti kehidupan suku Bajau dan membawa pulang banyak penghargaan, termasuk Earth Grand Prix di Tokyo International Film Festival dan FIPRESCI Award di Hong Kong International Film Festival.
Film keduanya, The Seen and Unseen (2017), meraih Grand Prix Generation Kplus di Berlinale dan Best Youth Feature di Asia Pacific Screen Awards.
Sementara film Yuni (2021) memenangkan Platform Prize di Toronto International Film Festival dan menjadi perwakilan Indonesia untuk Oscars 2022.
Baca artikel dan video menarik lainnya di website BisnisLife.com dan Youtube BisnisLife.