Pentingnya Susu dengan Probiotik untuk Menjaga Kesehatan Pencernaan Anak

6. Dr. dr. Ariani Dewi Widodo Sp.A(K) (Dokter Spesialis Anak Ahli Gastro Hepatologi)

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi dari Universitas Indonesia, Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K). Foto/Istimewa

BisnisLife.com — Kesehatan pencernaan anak kini semakin menjadi sorotan, terutama karena perannya yang sangat besar terhadap perkembangan fisik, mental, hingga perilaku anak.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi dari Universitas Indonesia Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K), memaparkan pentingnya peran probiotik.

Khususnya bakteri baik Lactobacillus reuteri, dalam mendukung tumbuh kembang anak secara menyeluruh.

Lactobacillus reuteri sendiri adalah salah satu jenis bakteri baik atau probiotik yang ditemukan secara alami dalam air susu ibu (ASI) dan usus manusia.

Bakteri ini pertama kali diidentifikasi oleh ahli mikrobiologi asal Jerman, Gerhard Reuter, dan sejak itu terus diteliti karena manfaatnya yang luar biasa bagi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh.

dr. Ariani, saat konferensi pers yang digelar oleh Nestlé LACTOGROW di Jakarta, Kamis (24/4/2025), mengatakan:

“Bakteri ini tidak hanya membantu mencegah infeksi dan peradangan pada usus, tapi juga punya peran besar dalam keseimbangan emosi dan perilaku anak.”

Manfaat Probiotik bagi Saluran Cerna Anak

Sejak bayi dilahirkan, ususnya perlu diisi oleh bakteri baik yang mendukung fungsi pencernaan secara optimal. Lactobacillus reuteri berperan dalam:

  • Melindungi lapisan usus dari serangan bakteri jahat.
  • Membantu mencegah diare, infeksi, dan peradangan usus.
  • Menjaga keseimbangan mikrobiota usus yang penting bagi daya tahan tubuh.

Lebih jauh, pemberian susu yang mengandung kombinasi prebiotik dan probiotik dapat membantu mengatasi masalah seperti sembelit, serta menjaga sistem pencernaan anak tetap sehat secara keseluruhan.

Dr. Ariani menjelaskan bahwa Lactobacillus reuteri memproduksi zat antimikroba yang dapat melawan bakteri patogen atau jahat di dalam saluran pencernaan.

Selain itu, bakteri ini memperkuat barier alami usus sehingga bakteri berbahaya tidak mudah masuk ke jaringan tubuh dan menyebabkan penyakit.

Menurutnya  usus sering disebut sebagai “otak kedua” karena banyaknya saraf dan produksi zat kimia seperti serotonin yang berpengaruh terhadap suasana hati dan perilaku anak.

“Kalau ususnya sehat, anak akan merasa nyaman, mood-nya baik, dan bisa lebih aktif serta bersosialisasi dengan positif,” ungkap dokter Ariani.

Baca Juga: “Main Jangan Main-Main”, LACTOGROW Hadirkan PlayWorld Dukung Anak Tumbuh Aktif dan Kreatif

“Sebaliknya, kalau usus bermasalah—misalnya anak sering kembung, sembelit, atau diare—hal ini bisa membuat anak rewel, tantrum, dan enggan bermain.”

Dalam konteks ini, peran Lactobacillus reuteri menjadi sangat penting karena dapat mendukung keseimbangan mikrobiota usus yang menjadi fondasi utama dari gut-brain axis yang sehat.

Berbagai studi telah menunjukkan manfaat suplementasi Lactobacillus reuteri, khususnya strain DSM 17938. Strain ini terbukti mampu:

  • Mengurangi jumlah bakteri jahat di usus bayi,
  • Memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi,
  • Mengurangi risiko inflamasi pada saluran cerna.

Gangguan Pencernaan pada Anak

Penelitian-penelitian ini menjadi dasar ilmiah kuat bagi pemberian probiotik sejak usia dini, terutama pada anak-anak yang mengalami gangguan pencernaan atau menunjukkan gejala perilaku yang tidak stabil.

Lebih lanjut, dr. Ariani, menjelaskan langkah pertama yang bisa dilakukan orang tua ketika anak mengalami masalah pencernaan adalah memastikan asupan nutrisi yang seimbang dan mendukung populasi bakteri baik di usus.

Dua hal yang penting adalah; Memberikan probiotik, seperti Lactobacillus reuteri, untuk membantu menyeimbangkan kembali mikrobiota usus.

Menambah prebiotik, yaitu ‘makanan’ untuk bakteri baik. Salah satu contoh prebiotik yang umum digunakan adalah inulin.

“Probiotik yang baik harus mencakup 85% dari total bakteri di dalam usus agar sistem pencernaan dan metabolisme bisa berjalan optimal,” jelasnya.

Ia menambahkan, “Dan jangan lupa, hindari terlalu sering mengonsumsi makanan ultra-proses, gorengan, dan makanan instan, karena itu bisa merusak keseimbangan mikrobiota usus.”

Dengan semakin banyaknya pemahaman mengenai pentingnya probiotik dan peran usus dalam tumbuh kembang anak, dr. Ariani menegaskan bahwa orang tua kini memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesehatan pencernaan si kecil.

Menjaga usus tetap sehat tak hanya mendukung sistem imun, tetapi juga membantu anak tumbuh lebih bahagia, aktif, dan siap bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Untuk artikel lainnya, lihat terus BisnisLife.com dan Instagram BisnisLife.