Peran UMKM sebagai Penggerak Utama Perekonomian Indonesia
BisnisLife.com – Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menekankan pentingnya peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia.
Saat ini, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99 persen dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia.
Demikian disampaikan Wamendag Roro dalam Pembukaan Jambi Tradisional Festival (JTF) 2024 yang digelar di Lapangan Dwaya Hamsah, Jambi pada Sabtu, (21/12).
JTF 2024 merupakan Festival budaya dan kuliner yang diinisiasi oleh Rumah BUMN Jambi.
Sebanyak 38 UMKM di bidang kerajinan, fesyen, serta makanan dan minuman ikut berpartisipasi pada festival ini.
Dengan mengusung tema “Jambi Penuh Warna, Budaya, dan Rasa”, JTF 2024 akan diselenggarakan pada 21—22 Desember 2024.
“UMKM merupakan critical engine atau penggerak utama perekonomian Indonesia dengan jumlahnya yang mencapai 99 persen dari total keseluruhan unit usaha di Indonesia.”
“Selain itu, UMKM juga berkontribusi sebesar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan menyumbangkan 97 persen lapangan pekerjaan.”
“Tidak hanya itu, UMKM juga berperan sebesar 15,65 persen terhadap pertumbuhan ekspor Indonesia,” ujar Wamendag Roro.
Wamendag Roro melanjutkan, meski demikian, UMKM Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan yang meliputi produktivitas, permodalan, penguasaan teknologi, dan akses pasar.
Untuk itu, kehadiran entitas seperti Rumah BUMN Jambi menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan-tantangan tersebut.
“Saya mengapresiasi peran BUMN, khususnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui Rumah BUMN Jambi yang selama ini telah menjadi wadah untuk membantu UMKM Indonesia, khususnya di Jambi.”
“Rumah BUMN juga telah berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas generasi milenial, memanfaatkan teknologi digital.”
“Dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum,” imbuh Wamendag Roro.
Wamendag Roro mengungkapkan, semangat untuk terus memamerkan dan memasarkan produk UMKM perlu terus dijaga serta dikembangkan.
Selain itu, perlu adanya kolaborasi yang konkret antara pemerintah, pengusaha UMKM, BUMN, perbankan, dan agregator ekspor untuk membantu UMKM semakin maju, siap,dan berani ekspor.
Wamendag Roro menuturkan, kewirausahaan merupakan salah satu modal penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Untuk itu, dalam hal kewirausahaan, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Khususnya UMKM binaan Rumah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jambi harus bisa memanfaatkan peluang untuk berkembang.
“Kewirausahaan merupakan salah satu modal penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.”
“Hal ini sejalan dengan butir ketiga program Asta Cita pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto, yaitu mendorong kewirausahaan.”
“Untuk itu, dalam hal kewirausahaan, para pelaku UMKM, khususnya UMKM binaan Rumah BUMN Jambi harus bisa memanfaatkan peluang untuk berkembang,” ujar Wamendag Roro.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor non migas Jambi pada Januari-Oktober 2024 mencapai USD 767 juta.
Adapun produk unggulan Jambi, yaitu:
- Karet dengan kode HS 400122 sebesar USD 277 juta, sayuran lainnya (HS 140490) sebesar USD 111 juta, dan produk rumah tangga (HS 480300) sebesar USD 62,6 juta.
Selain itu,ada minyak sayur (HS 151190) sebesar USD 56,6 juta dan batu bara(HS 270119) sebesar USD 44,6 juta.
Dari nilai ekspor ini, Provinsi Jambi berada diurutan ke-24 secara nasional dengan kontribusi ekspor Indonesia sebesar 0,38 persen.
Wamendag Roro berujar, beberapa produk unggulan Jambi seperti karet, sayuran, dan produk rumah tangga memiliki potensi besar.
Untuk itu,perlu dikerjakan secara lebih optimal agar meningkatkan pendapatan pengusaha dan pendapatan negara.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, kondisi ekonomi Indonesia saat ini terjaga dengan baik.
Pada triwulan III-2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap tumbuh positif sebesar 4,95 persen(YoY).
Selain itu, inflasi Indonesia juga tetap terkendali di angka 1,55 persen (YoY) pada November 2024.
Angka inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan beberapa negara lainnya.
Lebih lanjut, dari sisi kinerja perdagangan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Adapun nilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 mencapai USD 2,48 miliar.
Sementara itu, nilaisurplus neraca perdagangan sepanjang Januari–Oktober 2024 mencapai USD 24,43 miliar.
Adapun total nilai ekspor Indonesia selama Januari–Oktober 2024 mencapai USD 217,24 miliar.
Angka tersebut naik 1,33 persen dibandingkan pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sementara,nilai ekspor pada Oktober 2024 naik sebesar 10,69 persen dibandingkan pada September 2024.
Selanjutnya, lima produk ekspor dengan kontribusi terbesar terhadap total ekspor non migas Indonesia pada Januari-Oktober 2024 adalah:
- Bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati, besi dan baja, mesin dan perlengkapan elektronik, serta kendaraan dan bagiannya.
Kelima produk tersebut memberikan kontribusi sebesar 47,3 persen terhadap total ekspor non migas Indonesia.
Di samping itu, lima negara tujuan utama ekspor non migas Indonesia adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Amerika Serikat, India, Jepang, dan Filipina.
Berdasarkan data beberapa lembaga dunia, pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 2,7 persen–3,5 persen.
Angka tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan pada 2024.
Selain itu, proyeksi volume perdagangan dunia juga diprediksi meningkat.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mencapai 5,1 persen-5,2 persen pada 2025 dan mencapai 5,8 persen pada 2029.
Untuk artikel lainnya, lihat terus BisnisLife.com dan Instagram BisnisLife.